Maulid
Nabi bukan ibadah melainkan hanya adat. Hal ini bisa kita lihat dengan membaca pemahaman wahhabi menganai Ibadah dan Adat. Abdulloh
Bin Abdul Aziz As-salafi Al-Ahhabi dalam kitab Al-Bid’ah Al-Hauliyah hlm. 275
mengatakan:
أن العبادات
توقيفية ، فلا يقال : هذه العبادة مشروعة إلا بدليل من الكتاب والسنة والإجماع
Artinya:
“Sesungguhnya ibadah bersifat tauqifiyah. Maka tidak boleh dikatakan Ini
adalah ibadah yang di syariatkan kecuali menggunakan dalil dari kitab, sunah,
dan ijma’.”
Dalil
perintah secara shorih untuk melaksanakan maulid nabi, tidak ada dalam Kitab,
sunah maupun ijma’. Maka maulid Nabi tidak bisa disebut sebagai ibadah.
Dalam
Kitab Al-Bid’ah Asy-Syar’iyah Hal. 13 dijelaskan:
مالا يعقل معناه على التفصيل من المأمور به أو المنهي
عنه فهو المراد بالتعبدي، وما عقل معناه وعرفت مصلحته أو مفسدته فهو المراد بالعادي
Artinya:
“Ibadah adalah Perintah atau larangan yang maknanya tidak bisa dicerna oleh
akal secara terperinci. Adat adalah sesuatu yang maknanya bisa dicerna oleh
akal dan diketahui maslahah dan mafsadahnya.”
Keterangan
senada juga dijelaskan oleh Muhammad Bin Husain Al-Jaizani Al-Wahhabi dalam
kitab Qoidah Ma’rifatil Bida’ Hal. 12.
Makna
maulid bisa dicerna menggunakan akal, yaitu untuk mengetahui sejarah Nabi. Dengan
demikian maulid adalah termasuk adat. Sayyid Muhammad Bid Alawi Al-Maliki Al-Hasani
dalam Kitab Mafahim hlm. 339, berkata:
إن الإجتماع لأجل المولد النبوي الشريف ما هو إلا أمر عادي
وليس من العبادة في شيء
“Sesungguhnya berkumpul untuk merayakan maulid
Nabi yang mulia hanya merupakan adat. Ia sama sekali bukan ibadah.”
Oleh
karena maulid adalah adat, maka ia tidak termasuk bid’ah. Sebab bid’ah dalam
pandangan wahhabi, hanya dalam masalah ibadah. Dalam kitab Al-Bid’ah
Asy-Syar’iyah hal 23 dijelaskan:
كل ما أُحدث بقصد التعبد لله - عز وجل -، ولم يقم عليه دليل أصلاً،
أو وصفاً
Artinya:
“(Bid’ah adalah) Setiap hal baru yang memiliki tujuan untuk ibadah kepada
Alloh SWT serta tidak memiliki dalil asal atau sifat.”
Tujuan
diadakan maulid Nabi bukanlah untuk beribadah seperti halnya sholat, haji dan
puasa. Bukan itu tujuannya. Tujuan diadakannya maulid Nabi adalah untuk
mengingat perjuangan beliau SAW atau dengan kata lain untuk mengetahui beografi
beliau SAW sebagaimana saat kita membaca sejarah beliau adalah untuk mengingat
perjuangan dan biografi beliau.
Manfaat
membaca beografi sangatlah banyak. Di antaranya adalah untuk meneguhkan hati
sebagaimana yang dijelaskan oleh Al-Qur’an. Bagi yang ingin mengetahui manfaat
membaca biografi, silahkan baca di blog saya http://goleksuwargo.blogspot.com/2013/05/manfaat-membaca-biografi-ulama.html
Adanya
manfaat-manfaat ini menunjukan bahwa maulid Nabi termasuk maslahah mursalah. Mengada-adakan
suatu amalan yang tidak ada dijaman Nabi boleh dilakukan jika amalan tersebut
dibutuhkan.
Ibn
Taimiyyah dalam kitab Iqtidho’ushshirot Al-Mustaqim Juz 2 hal. 594 mengatakan:
إن الناس لا يحدثون شيئاً إلا
لأنهم يرونه مصلحةً، إذ لو اعتقدوه مفسدةً لم يحدثوه؛ فإنه لا يدعو إليه عقل ولا
دين، فما رآه الناس مصلحةً؛ نظر في السبب المحوج إليه: فإن كان السبب المحوج إليه
أمراً حدث بعد النبي - صلى الله عليه وآله وسلم - لكن من غير تفريط منه؛ فهنا قد
يجوز إحداث ما تدعو الحاجة إليه.
Artinya:
“Sesunggunhnya manusia sama sekali tidak akan mengadakan hal baru (Bid’ah) kecuali
karena mereka berpendapat bahwa didalamnya ada maslahah. Sebab seandainya
mereka meyakini kerusakannya, niscaya mereka tidak akan membuat amalan bari
tersebut. sesungguhnya hal ini tidak menarik akal dan agama.
Sesuatu
yang menurut manusia termasuk maslahah maka dipertimbangkan mengenai penyebab
yang dibutuhkannya. Apabila sebab yang dibutuhkannya merupakan urusan yang
terjadi setelah Nabi SAW tanpa keteledoran maka BOLEH MENGADAKAN SUATU AMALAN
YANG DIBUTUHKAN.”
Keterangan
tersebut dinukil dalam kitab-kitab wahhabi seperti kitab Al-Barohin ‘Ala Ala
Bid’ah Fiddin hal. 36 dan kitab Ar-Rod Alal Lam’i Hal 53.
Walhasil:
Maulid Nabi bukanlah ibadah. Sebab tidak ada printah dari qur’an, hadits dan
ijma’. Maulid adalah adat. Sebab maknanya bisa dicerna menggunakan akal, yaitu
untuk mengetahui biografi Nabi SAW. Kita semua membutuhkan pengetahuan tentang
biografi Nabi SAW. Maka kita boleh mengada-adakan suatu amalan untuk
mempelajari biografi Nabi. Dan maulid merupakan salah satu amalan untuk
mengetahui sejarah Nabi.
No comments:
Post a Comment