Dakwah Secara Terang-Terangan.
Dakwah secara
rahasia berlangsung selama tiga tahun. Selama itu banyak orang yang menerima
dakwah baik dari golongan mulia maupun dari golongan budak. Setelah dakwah
secara rahasia, Nabi SAW diperintah untuk berdakwah secara terang-terangan
melalaui firman Alloh ta’ala; Al-Hijr: 194.
فاصدع بما تؤمر وأعرض
عن المشركين
Artinya: Maka
sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang telah diperintahkan
(kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang musyrik.
Kemudian Nabi
SAW naik ke bukit Shofa dan memanggil-manggil kaumnya. Ketika mereka telah berkumpul,
beliau SAW berkata kepada mereka. “Apakah kalian akan membenarkan apa yang saya
kabarkan kepada kalian?” Mereka semua menjawab: “Ya. Kami tidak pernah melihat
mu berbohong sejak engkau hidup hingga sekarang.” Mendengar jawaban itu
kemudian Nabi Saw berkata: “Selamatkanlah diri kalian dari neraka. Aku memberi
peringatan kepada kalian akan azab yang pedih.”
Paman beliau;
Abu Lahab berkata: “celakahlah engkau wahai Muhammad! Apakah untuk hal ini
engkau mengumpulkan kami?” kemudian turunlah surat al-lahab 1-5.
Artinya: Binasalah
kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya ia akan binasa. Tidak berfaidah
kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan. Kelak ia akan masuk kedalam
api yang bergejolak. Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar1.
Yang lehernya ada tali dari serabut.
1. Pembawa kayu
bakar dalam bahasa arab adalah kiasan bagi penyebar fitnah. Istri Abu Lahab
disebut pembawa kayu bakar karena ia selalu menyebarkan fitnah untuk
memburuk-burukkan Nabi Muhammad SAW dan kaum muslimin.
Nabi Muhammad
SAW Mengumpulkan Keluarganya.
Nabi SAW
mengumpulkan keluarga dan kerabatnya ketika turun surat Asy-Syu’aro: 214. Artinya:
“Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat.”
Kemudian beliau
menyampaikan risalah Tuhannya. Beliau memberi peringatan kepada mereka akan
azab dihari agung yang saat itu harta dan anak tidak bermanfaat. Mendengar apa
yang disampaikan oleh Nabi SAW, mereka memberi komentar dengan ucapan lembut
kecuali paman beliau, Abu Lahab. Dia sangat memusuhi Nabi SAW.
Abu Lahab
menolak ajakan Nabi SAW dengan cara keras. Ia menyuruh orang-orang yang ada
disana untuk menangkap Nabi SAW. Namun Abu Tholib membela beliau SAW. Kepada
Abu Lahab, ia berkata: “Demi Alloh, selama aku masih hidup aku akan mencegah
penangkapan itu.”
Kebencian Orang
Quroisy Kepada Nabi SAW.
Kecintaan orang
Quroisy kepada Nabi SAW berubah menjadi kebencian. Kedekatan mereka menjadi
jauh. Kejujuran Nabi SAW mereka anggap sebagai kebohongan. Perbuatan Nabi SAW
mereka tertawakan. Hal itu terjadi sejak Nabi SAW mengajak mereka untuk
menyembah Alloh, mencela berhala serta menisbatkan setiap orang yang menyembah
berhala pada kesesatan.
Mereka telah
meminta paman beliau (Abu Tholib) untuk mencegah perbuatan Nabi SAW yang mencela
berhala-berhala mereka dan menyebut orang tua mereka sebagai orang yang sesat. Abu
Tholib menolak permintaan mereka dengan cara halus. Sementara Rosul SAW
meneruskan misinya untuk menyebarkan agama dan mengiklankan kalimat kebenaran.
Kedatangan
Quroisy Kepada Abu Tholib Yang Ke Dua
Ketika orang
Quroisy menyaksikan Nabi SAW terus melancarkan misinya dan pembelaan paman
beliau, maka mereka pergi menemui Abu Tholib untuk yang ke-dua kalinya. Mereka
berkata kepada Abu Tholib: “Kami tidak sabar atas hinaan Muhammad pada
ayah-ayah kami, ucapannya yang mengatakan akal kami lemah, celaannya terhadap
tuhan-tuhan kami. Maka hendaknya engkau mencegah perbuatan anak saudaramu itu
atau engkau mengizinkan kami untuk mencegahnya.
Kemudian Abu
Tholib meminta beliu SAW untuk menghentikan dakwahnya karena ia menghawatirkan
keselamatannya dari orang Quroisy. Namun Nabi SAW menolak permintaan itu.
Nabi SAW
berkata kepada Abu Tholib: “Demi Alloh aku tidak akan meninggalkan urusan ini
sehingga Alloh menjadikannya menang atau aku harus mati dibawah urusan ini. Kemudian Abu
Tholib berkata: “Pergilah dan ucapkan apa yang kamu sukai. Demi Alloh aku tidak
akan menyerahkanmu kepada mereka selamanya.
Kedatangan
Quroisy Kepada Abu Tholib Yang Ke-Tiga
Ketika orang
Quroisy meyaksikan bahw aAbu Tholib tidak mencegah perbuatan anak saudaranya
(Nabi Muhammad SAW) maka mereka mendatanginya bersama Umaroh Bin Walid. Mereka
berkata kepada Abu Tholib: “Ambilah pemuda ini sebagai anakmu dan serahkan anak
saudaramu kepada kami untuk kami bunuh.
Abu Tholib
berkata kepada mereka: “Alangkah buruknya apa yang kalian tuntut. Apakah kalian
memberikan anak kalian agar aku mengasuhnya kemudian aku memberikan anak ku
untuk kalian bunuh? Mereka kembali tanpa hasil. Rosul SAW senantiasa
melancarkan misi beliau dalam menyebarkan agama sedangkan Abu Tholib membela
beliau.
No comments:
Post a Comment