Berkali-kali Allah ta'ala dalam
al-Qur'an menyeru kepada hambaNya untuk berdo'a kepadaNya. Tidak hanya itu, Dia
Azza wa Jalla juga memberi kepastian akan memperkenankan do'a setiap hambaNya
apabila mau berdo'a. Firman -Nya:
وَإِذَا
سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا
دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
(البقرة/2: 186)
Dan
apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka , bahwasanya Aku
adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila ia memohon
kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi
dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam
kebenaran. (TQS. Al-Baqarah/2: 186).
وَقَالَ
رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ
عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ (غافر/40: 60)
Dan
Tuhanmu berfirman: "Berdo'alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan
bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina
dina". (TQS. Ghafir/40: 60)
Allah
ta'ala juga membimbing hambaNya dalam berdo'a. FirmanNya:
ادْعُوا
رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ (الأعراف/7:
55)
Berdo'alah
kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas .(TQS. Al-A'raf/7: 55).
فَادْعُوا
اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ (غافر/40: 14)
Maka berdo'alah kepada (sembahlah)
Allah dengan memurnikan ibadat kepada-Nya, (TQS. Ghafir/40: 14)
Rasulullah
sallallahu 'alaihi wa sallam juga menuntun umat beliau untuk selalu berdo'a dan
menunjukkan keutamaan do'a.
قَالَ
رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ الدُّعَاءَ هُوَ
الْعِبَادَةُ ثم قرأ : ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ (رواه الترمذي و الحاكم)
Sesungguhnya
do'a adalah ibadah. Kemudian beliau membaca:
"Berdo'alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. (HR. Imam
Tirmidzi dan Hakim).
عَنْ
أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لَيْسَ شَيْءٌ أَكْرَمَ عَلَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنَ
الدُّعَاءِ (رواه الترمذي و الحاكم)
Dari
sahabat Abi Hurairah (semoga Allah meridhainya) sesungguhnya Rasulullah
sallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Tidak ada sesuatu yang lebih mulia dalam
pandangan Allah selain do'a. (HR. Imam Tirmidzi dan Hakim).
Tahukah
anda mengapa Allah ta'ala dan Rasulullah sallallahu 'alaihi wa sallam menyeru
sedemikian rupa?
Hikmah
yang dapat diambil (selain dari do'a sebagai ibadah tersendiri) adalah karena
do'a merupakan tali penghubung yang paling kuat antara seorang hamba dengan
Rabbnya. Dengan do'a seorang hamba akan selalu ingat kepada Rabbnya dalam
keadaan dan situasi bagaimanapun. Dalam keadaan gembira ia akan bersyukur
seraya berdo'a dengan do'a syukur, ia ingat Rabbnya.
Begitu juga ketika dalam keadaan
susah, ia akan berdo'a agar terlepas dari kesusahan yang menimpanya, ia ingat
Rabbnya. Ketika membutuhkan sesuatu ia akan berdo'a agar mendapatkan sesuatu yang
ia butuhkan, dengan do'a ini ia ingat kepada Rabbnya dan begitu seterusnya.
Hingga ia tidak akan terjerembab pada dosa terbesar, syirik, dengan meminta
kepada selain Rabbnya, Allah ta'ala.
Dengan
do'a, Allah ta'ala mengikat hambaNya untuk selalu ingat kepadaNya. Dalam
sehari-semalam Allah ta'ala mewajibkan kepada semua hambaNya untuk mejalankan
shalat lima waktu, di dalamnya berisi rangkaian gerakan yang diisi dengan do'a.
Disamping shalat lima waktu, Dia ta'ala membuka peluang
lebar-lebar kepada hambaNya untuk menjalankan shalat-shalat sunnah yang bisa
dikerjakan pada banyak waktu dengan hitungan rakaat yang tak dibatasi, semua
itu agar hambaNya selalu ingat kepada Tuhannya, Allah Azza wa Jalla.
Di luar shalat, Allah ta'ala lewat
RasulNya memberikan berbagai macam dan jenis do'a. Ketika bangun tidur atau
menjelang tidur, ketika masuk pagi hari atau kala menjelang malam hari, ketika
mau makan atau minum, dan lain sebagainya, Rasulullah sallallahu 'alaihi wa
sallam memberi tuntunan dalam berdo'a.
Inilah
hikmah terbesar dari disyariatkannya do'a. Darisinilah kala Allah ta'ala
memerintahkan berdo'a dan ia berjanji akan memperkenankan do'a yang dipanjatkan
setiap hambaNya.
اُدْعُونِي
أَسْتَجِبْ لَكُمْ (غافر/40: 60)
"Berdo'alah kepada-Ku,
niscaya akan Kuperkenankan bagimu". (TQS. Ghafir/40: 60)
Ketahuilah
bahwa Dia berjanji, dan Dia tidak akan memungkiri janjiNya[1].
Firman
Allah ini juga mengandung hikmah tersembunyi dari disyariatkannya do'a, yaitu
olehnya Dia memperkenankan do'a tersebut. Ketahuilah bahwa setiap do'a pasti
diperkenankan olehNya akan tetapi adakalanya Allah menyegerakannya di dunia dan
adakalanya Allah menyimpannya.
Tatkala
do'a tidak diperkenankan oleh Allah di dunia, maka ketahuilah bahwa Dia
menyimpan do'a tersebut untuk hambaNya kelak pada saat dia lebih membutuhkan
tumpukan-tumpukan amal shaleh untuk tibangan amal baiknya. Yaitu pada hari
hisab. Sebagaimana sabda Rasulullah sallallahu 'alahi wa sallam:
«مَا مِنْ مُسْلِمٍ
يَدْعُوْ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيْهَا إِثْمٌ وَلاَ قَطِيْعَةُ
رَحِمٍ, إِلاَّ أَعْطَاهُ اللهُ بِهَا إِحْدَى ثَلاَثِ خِصَالٍ: إِمَّا أَنْ
يُعَجِّلَ لَهُ دَعْوَتَهُ, وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِي اْلآخِرَةِ,
وَإِمَّا أَنْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوْءِ مِثْلَهَا» قَالُوْا: إِذاً
نُكْثِرُ ؟ قال: «اللهُ أَكْثَرُ», (رواه احمد والبزار وأبو يعلى بأسانيد جيدة
والحاكم وقال صحيح الإسناد)
"Tidak ada dari seorang muslim yang berdo'a kepada Allah
Azza wa Jalla dengan sebuah do'a yang
bukan dosa atau memutus tali persaudaraan, kecuali Allah akan memberinya satu
diantara tiga perkara: Adakalanya Allah memberi apa yang ia minta, adakalanya
Allah menyimpan do'a tersebut untuknya kelak di akhirat, dan adakalanya Allah
memalingkan kejelekan darinya". (HR. Imam Ahmad, Bazzar, Abu Ya'la, dengan
sanad-sanad yang bagus, dan Imam Hakim, dan dia berkata: sanadnya sahih)
No comments:
Post a Comment