Memang
manusia merupakan tempat salah dan lupa. Karenanya mereka selalu melakukan
kesalahan.
Namun yang paling fatal adalah ketika seseorang menganggap orang
lain melakukan kesalahan padahal ia sendiri yang melakukan kesalahan. Hal inilah
yang terjadi pada Abu Hudzaifah al-Atsari (Wahhabi) yang mengkritik Harun Yahya
(Islam).
Dalam
sebuah artikel berjudul “Beberapa Kesalahan Fatal Di Dalam Buku Harun Yahya”, Abu Hudzaifah mengklaim bahwa pemahaman aqidah
Harun Yahya dalam buku berjudul EVOLUTION DECEIT (Keruntuhan Teori
Evolusi) mengalami kesalahan fatal.
Namun
sayangnya, Abu Hudzaifah melakukan kepicikan dalam melakukan kritik. Kepicikan
yang ia lakukan adalah ia menjadikan pemahaman wahhabi sebagai standar
kebenaran. Kepicikan ini menjadikan ia melakukan kesalahan fatal sebab tanpa ia
sadari ia telah menentang Al-quran.
Para
recehan wahhabi yang selalu ngaku-ngaku tidak mau taqlid, ternyata mereka
beramai-ramai mengikuti (taqlid) pada Abu Hudzaifah. Kontan, artikel yang sama
sekali tidak ilmiyah itu di copas oleh para muqolid buta wahhabi. Berikut kesalahan
fatal Abu Hudzaifah yang berakibat penentangan terhadap Al-Quran.
Dalam
artikelnya ia menukil ucapan Harun Yahya, sbb:
“Consequently it is impossible to conceive Allah as a separate
being outside this whole mass of matter (i.e the world) Allah is surely
“everywhere” and encompasses all. (EVOLUTION DECEIT hal. 189)
Artinya : “Maka dari itu, merupakan suatu hal yang mustahil
untuk memahami Allah sebagai suatu Dzat yang terpisah dari keseluruhan massa
partikel/materi (yaitu dunia), Allah secara pasti “berada di mana-mana” dan
meliputi segala sesuatu.”
Menanggapi
ucapan tersebut, Abu Hudzaifah memberi komentar, begini:
“Perkataan ini jelas-jelas perkataan kaum shufiyah, bahkan menyimpan
pemahaman konsep Wihdatul Wujud. Pemahaman ini jelas-jelas suatu kekeliruan
yang nyata dan fatal yang setiap muslim dan mukmin harus baro’ (berlepas diri)
darinya.”
Tanggapan
saya:
Apa
yang dikatakan oleh Harun Yahya bukanlah perkataan kaum shufiyah atau konsep
wahdatul wujud. Itu adalah pernyataan Al-Quran. Al-Quran mengatakan bahwa Alloh
berada di mana-mana dan meliputi segala sesuatu.
Harun
Yahya berkata: Allah is surely “everywhere” (Alloh
berada di mana-mana). Ucapan ini sesuai dengan firman Alloh dalam
Al-Baqoroh: 115.
فَأَيْنَمَا
تُوَلُّوا فَثَمَّ وَجْهُ اللَّهِ
Artinya:
“… maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah…”
Al-Quran
juga menyatakan bahwa Alloh bersama kita di manapun kita berada. Bukankah ini
menunjukan bahwa Alloh ada di mana-mana? Al-Hadid : 4
وَهُوَ
مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ
Harun
Yahya berkata: and encompasses all. (Alloh melimputi segala sesuatu). Ucapan
ini sesuai dengan firman Alloh dalam An-Nisa’ 126 dan Fushilat : 54.
An-Nisa:
126
وَكَانَ
اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ مُحِيطًا
Artinya: “… dan
Allah Maha Meliputi segala sesuatu…”
Fushilat:
54
أَلَا
إِنَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ مُحِيطٌ
Artinya:
“…Ingatlah bahwa sesungguhnya Dia Maha Meliputi segala sesuatu.”
Pada
permulaan halaman 190 Harun Yahya berkata: “That
is, we cannot perceive Allah’s existence with our eyes, but Allah has
thoroughly encompassed our inside, outside, looks and thoughts….”
Artinya : “Oleh karena itulah, kita tidak dapat membayangkan
keberadaan Allah dengan mata kita, namun Allah benar-benar sepenuhnya meliputi
bagian luar, bagian dalam, pengelihatan, pemikiran…”
Menanggapi
ucapan tersebut, Abu Hudzaifah memberi komentar, begini:
“Ucapan ini adalah ucapan yang keliru dan bathil. Ini adalah
pemahaman filsafat shufiyah jahmiyah mu’tazilah.”
Tanggapan saya :
Ucapan Harun Yahya bukan pemahaman filsafat
shufiyah jahmiyah mu’tazilah sebagaimana anggapan ustadz wahhabi ini. Sebaliknya
ucapan itu sesuai dengan firman Alloh dalam al-quran.
Harun Yahya berkata: “kita tidak dapat membayangkan keberadaan Allah dengan mata kita..”
Ucapan ini sesuai dengan firman Alloh dalam Al-An’am : 103
لَا تُدْرِكُهُ
الْأَبْصَارُ وَهُوَ يُدْرِكُ الْأَبْصَارَ
Artinya: “Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia
dapat melihat penglihatan..”
Harun Yahya berkata: “Allah benar-benar sepenuhnya meliputi bagian luar, bagian dalam,
pengelihatan, pemikiran…” Ucapan ini sesuai dengan An-Nisa : 126 dan Fushilat
54 sebagaimana yang tadi saya sebutkan.
Al-quran
juga menyatakan bahwa Alloh meliputi orang-orang kafir. Al-Baqoroh : 19
وَاللَّهُ
مُحِيطٌ بِالْكَافِرِينَ
Al-Quran
juga menyatakan bahwa Alloh juga meliputi perbuatan orang-orang kafir. Hud : 92
إِنَّ
رَبِّي بِمَا تَعْمَلُونَ مُحِيطٌ
Sebagaimana yang telah tampak secara nyata
bahwa ucapan Harun Yahya telah sesuai dengan Zohir ayat-ayat Qur’an. Dengan demikian
maka jelas komentar Abu Hudzaifah adalah keliru, salah, dan batil sebab komentarnya
menentang pernyataan Al-Qur’an. Wallohu a’lam.
No comments:
Post a Comment