Saya yakin anda tahu kitab Tanaqudhotul
Al-Bani yang ditulis oleh Habib Hasan As-segaf. Yaitu kitab yang menunjukan
kontradiksi Al-Bani. Kitab tersebut tentunya membuat wahhabi kebakaran jenggot.
Merekapun membantah pernyataan Habib Hasan As-segaf.
Saya pernah membaca sebuah artikel
disebuah blog milik wahhabi. Judul artikelnya, Membantah Hasan Assegaf. Kalo lihat
judulnya, siapa saja terpesona. Namun jika anda lihat subtansi tulisannya, maka
anda akan tahu bahwa artikel tersebut sebenarnya bukan membantah Habib Hasan
As-Segaf. Sebab isi artikel tersebut hanya berupa klaim tanpa ada bukti.
Contohnya begini: ketika penulis
menukil ucapan Habib Hasan As-segaf bahwa Al-Bani bukan ahli hadits sebab dalam
memberi komentar terhadap suatu hadits, ia mengalami banyak sekali kontradiksi.
Habib Hasan memberikan bukti atas pernyataannya tersebut. Tidak hanya satu atau
dua, melainkan ribuan bukti. Namun penulis wahhabi membantahnya hanya dengan
berkata: “Menurutku Syekh Al-Bani adalah ahli hadits. Ia tidak pernah mengalami
kontradiksi.”
Cuma begitu komentarnya. Tidak ada
bukti apapun yang ia berikan untuk menguatkan klaim tersebut. Bagaimana bisa
klaim seperti itu disebut sebagai bantahan? Itu bukan bantahan. Melainkan fanatisme
yang kelewatan.
Setelah menunjukan sikap fanatisme
yang kelewatan, penulis wahhabi menuduh bahwa Habib Hasan As-Segaf tidak amanat
dalam menulis kitab. Seperti kebiasaan wahhabi pada umumnya, ia tidak menunjukan
bukti atas tuduhannya itu.
Jika Habib Hasan tidak amanah
berarti, beliau melakukan kecurang dalam penulisan. Sebagai contoh beliau
mengomentari ucapan Al-Bani padahal ucapan itu bukan ucapan Al-Bani. Saya penasaran.
Benarkah Habib Hasan As-Segaf tidak amanah?
Saya buka kitab Tanaqudhotul
Al-Bani. Pada Juz 1 Hlm 5 beliau menulis begini:
1 - حديث : ) قال الله تعالى : ثلاثة أنا
خصمهم يوم القيامة : رجل أعطى بي ثم غدر ، ورجل باع حرا فأكل ثمنه ، ورجل
استأجر أجيرا فاستوفى منه ولم يعطه أجره . قال الالباني في ضعيف الجامع وزيادته رواه أحمد
والبخاري عن أبي هريرة ضعيف.
Di sini beliau menunjukan bahwa
Al-Bani telah mendho’ifkan hadits “tsalatun ana khoshomuhum… “ yang tertera dalam
Bukhori dari Abu Huroiroh. Kemudian saya cek kitab Bukhori. Saya cari hadits
tersebut. Coba anda buka Bukhori 3/90 (2270), 3/83 (2228). Di sana terdapat
sebuah hadits sebagai berikut:
حَدَّثَنِي بِشْرُ بْنُ مَرْحُومٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سُلَيْمٍ عَنْ
إِسْمَاعِيلَ بْنِ أُمَيَّةَ عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ قَالَ اللَّهُ ثَلَاثَةٌ أَنَا خَصْمُهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
رَجُلٌ أَعْطَى بِي ثُمَّ غَدَرَ وَرَجُلٌ بَاعَ حُرًّا فَأَكَلَ ثَمَنَهُ
وَرَجُلٌ اسْتَأْجَرَ أَجِيرًا فَاسْتَوْفَى مِنْهُ وَلَمْ يُعْطِ أَجْرَه
Jadi benar bahwa dalam bukhori
terdapat hadits tersebut. Mari kita lihat komentar Al-Bani dalam kitab Al-Jami’
Ash-Shoghir Lil Albani 1/590 (8481) dan 1/380 (6323)
ثلاثة أنا
خصمهم يوم القيامة رجل أعطي بي ثم غدر و رجل باع حرا فأكل ثمنه و رجل استأجر أجيرا فاستوفى منه و
لم يوفه ( هـ ) عن أبي هريرة . قال الشيخ الألباني : ( ضعيف ) انظر حديث رقم : 2576 في
ضعيف الجامع
Pernyataan tersebut juga ia
cantumkan dalam Salsalatul Ahadits Adho’ifah 14/589 (6763). Jadi benar
pernyataan Habib Hasan As-Segaf bahwa Al-Bani telah mendho’ifkan salah satu
hadits yang tertera dalam kitab Bukhori. Lalu bagaimana wahhabi menuduh beliau
tidak amanah?
Tidak hanya itu saja, wahhabi juga
menuduh beliau sebagai syi’ah. Wahhabi juga menuduh beliau telah mencaci maki
Abu Bakar saat beliau menta’liqi kitab Ibanah karya Abu Hasan Al-Asy’ari.
Atas semua tuduhan Wahhabi
terhadap Habib Hasan As-Segaf, saya katakan ALLOHUMMA SUBHANAK, HADZA BUHTAN
AZHIM. MAHA SUCI ENGKAU YA ALLOH, TUDUHAN WAHHABI ADALAH KEDUSTAAN YANG SANGAT
BESAR.
Mengenai tuduhan Wahhabi bahwa
Habib Hasan adalah syiah, itu adalah kebohongan yang nyata. Ini dapat di buktikan
dengan melihat guru beliau. Guru beliau adalah Sayyid Abdulloh Bin Ash-Shodiq
Al-Ghumari. Sayyid Abdulloh bermadzhab Maliki. Bukan syiah. Seandainya Habib
Hasan adalah syi’ah, bagaimana mungkin ia belajar kepada ulama bermadzhab
Maliki? Mustahil.
Mengenai tuduhan wahhabi bahwa
Habib Hasan As-Segaf menghina Abu Bakar dalam kitab ta’liq Ibanah, saya telah bertanya kepada teman-teman
yang belajar di di Makkah, Yaman dan Mesir. Saya tanya tentang kitab tersebut.
Ternyata teman-teman saya tidak
ada yang tahu keberadaan kitab tersebut. Anda tahu berapa jumlah kitab dalam
perpustakaan Al-Azhar? Ratusan ribu kitab bahkan jutaan. Bagaimana bisa dalam
perpustakaan yang memiliki koleksi kitab begitu banyak, tidak memiliki kitab ta’liq
Ibanah? Mustahil.
Begitulah watak wahhabi, mereka
gemar menyalahkan orang lain dengan dalih menyebarkan sunah. Namun ketika ada
orang menunjukan kesalahan wahhabi, maka mereka akan menfitnah dan menghina
orang tersebut.
Kembali ke laptop. Telah sama-sama
kita ketahui bahwa Al-Bani telah mendho’ifkan hadits yang tertera dalam shohih
bukhori. Padahal hadits dalam kitab Bukhori semuanya shohih. Hal ini di akui
oleh Ibn Taimiyah. Dalam kitab Majmu’ Fatawa 18/74, Ibn Taimiyah berkata:
فَلَيْسَ تَحْتَ أَدِيمِ
السَّمَاءِ كِتَابٌ أَصَحُّ مِنْ الْبُخَارِيِّ وَمُسْلِمٍ بَعْدَ الْقُرْآن
Artinya: “Di bawah langit tidak ada kitab yang lebih
shohih ketimbang bukhori dan muslim setelah Al-Qur’an.”
Tidak hanya menyatakan keshohihan kitab bukhori, Ibn
Taimiyah juga menukil hadits Bukhori yang dinilai dhoif oleh Al-Bani. Dalam kitab
Fatawa 29/145 Ibn Taimiyah menulis:
وَرَوَى الْبُخَارِيُّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : { قَالَ اللَّهُ تَعَالَى :
ثَلَاثَةٌ أَنَا خَصْمُهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ : رَجُلٌ أَعْطَى بِي ثُمَّ غَدَرَ
. وَرَجُلٌ بَاعَ حُرًّا ثُمَّ أَكَلَ ثَمَنَهُ وَرَجُلٌ اسْتَأْجَرَ أَجِيرًا فَاسْتَوْفَى
مِنْهُ وَلَمْ يُعْطِهِ أَجْرَه
No comments:
Post a Comment