Jika anda punya kitab As-Salsah Adho’ifah karya Al-Bani, silahkan
anda buka juz 11 Hlm 6. Ketika Al-bani mengomentari sanad hadits dari Ja’far
Bin Abil Mughiroh, ia menilai hadits yang diriwayatkan oleh Ja’far sanadnya dho’if.
Sebab, menurut Ibn Mandah, Ja’far tidak kuat (laisa bilqowi). Berikut teksnya:
من طريق جعفر بن أبي المغيرة عن سعيد بن جبير عن ابن عباس رضي الله عنهما ،
قال : ... فذكره. قلت : وهذا الإسناد ضعيف ؛ فإن ابن أبي المغيرة
هذا ، وإن كان قد وثق كما يأتي عن الهيثمي ، ؛ فقد قال ابن منده : ليس هو بالقوي
في سعيد بن جبير
Artinya: “Dari jalur Ja’far Bin Abil Mughiroh dari
Sa’id Bin Jubair Dari Ibn Abbas Rodiyalloh Anhuma, dia berkata…..” Saya
(Al-Bani-red) katakan: sanad ini dho’if sebab Abil Mughiroh menurut Ibn Mandah
Laisa Bilqowi tentang Sa’id bin Jubair.
Berikut Screen shotnya:
Kemudian silahkan anda buka kitab Salsatul Ahadits
Ashohihah karya Albani 2 /79. di sana anda akan menemukan teks berikut:
أخرجه النسائي في سننه ( 1 / 321 )
: أخبرنا القاسم بن زكريا قال : حدثنا عبيد الله قال : حدثنا يعقوب عن
جعفر عن سعيد عن ابن عباس قال : فذكره مرفوعا . قلت : و هذا إسناد حسن
رجاله كلهم ثقات
Artinya: “Imam Nasai mengeluarkan (hadits) dalam
kitab sunannya (1/321) Al-Qosim mengabarkan kepada ku, dia berkata, Ubaidillah
menceritakan padaku, dia berkata, Ya’qub bercerita kepada ku dari Ja’far dari
Sa’id dari Ibn Abbas, beliau berkata: “ ………”
Saya (Al-Bani) katakan: Sanad hadits ini hasan. Semua perowinya, tsiqoh.”
Berikut screen shotnya:
Dalam kitab As-Salsah
Adho’ifah 6/11 terdapat nama-nama perowi berikut: Bin
Abil Mughiroh dari Sa’id Bin Jubair Dari Ibn Abbas. Al-Bani menilai bahwa sanad
ini dho’if sebab terdapat perowi bernama Ja’far. Dalam kitab Salsatul Ahadits
Ashohihah 2/79, Juga terdapat perowi bernama Ja’far. Akan tetapi di sini Al-Bani
mengatakan sanad hadits ini hasan.
Dalam As-Salsah
Adho’ifah 6/11, Al-bani mengiyakan komentar Ibn Mandah bahwa Ja’far tidak kuat
(Laisa Bilqowi). Laisa Bilqowi adalah sighot ta’rid untuk menunjukan bahwa
perowi tersebut dho’if (lemah). Akan tetapi, dalam Salsatul
Ahadits Ashohihah 2/79, Al-bani mengatakan semua perowinya tsiqoh (Dapat
dipercaya) padahal didalamnya terdapat Ja’far yang telah dinilai dho’if.
Mana yang benar? Apakah Ja’far termasuk perowi yang
tsiqoh ataukah dho’if? Bagaimana status hadits melalui jalur Ja’far? Apakah
hasan ataukah dho’if?
No comments:
Post a Comment