Thursday 22 August 2013

Maulid Nabi


Maulid Nabi bukan ibadah melainkan hanya adat. Hal ini bisa kita lihat dengan membaca   pemahaman wahhabi menganai Ibadah dan Adat. Abdulloh Bin Abdul Aziz As-salafi Al-Ahhabi dalam kitab Al-Bid’ah Al-Hauliyah hlm. 275 mengatakan:

أن العبادات توقيفية ، فلا يقال : هذه العبادة مشروعة إلا بدليل من الكتاب والسنة والإجماع                            
Artinya: “Sesungguhnya ibadah bersifat tauqifiyah. Maka tidak boleh dikatakan Ini adalah ibadah yang di syariatkan kecuali menggunakan dalil dari kitab, sunah, dan ijma’.”

Dalil perintah secara shorih untuk melaksanakan maulid nabi, tidak ada dalam Kitab, sunah maupun ijma’. Maka maulid Nabi tidak bisa disebut sebagai ibadah.

Dalam Kitab Al-Bid’ah Asy-Syar’iyah Hal. 13 dijelaskan:
مالا يعقل معناه على التفصيل من المأمور به أو المنهي عنه فهو المراد بالتعبدي، وما عقل معناه وعرفت مصلحته أو مفسدته فهو المراد بالعادي

Artinya: “Ibadah adalah Perintah atau larangan yang maknanya tidak bisa dicerna oleh akal secara terperinci. Adat adalah sesuatu yang maknanya bisa dicerna oleh akal dan diketahui maslahah dan mafsadahnya.”

Keterangan senada juga dijelaskan oleh Muhammad Bin Husain Al-Jaizani Al-Wahhabi dalam kitab Qoidah Ma’rifatil Bida’ Hal. 12.

Makna maulid bisa dicerna menggunakan akal, yaitu untuk mengetahui sejarah Nabi. Dengan demikian maulid adalah termasuk adat. Sayyid Muhammad Bid Alawi Al-Maliki Al-Hasani dalam Kitab Mafahim hlm. 339, berkata:

إن الإجتماع لأجل المولد النبوي الشريف ما هو إلا أمر عادي وليس من العبادة في شيء
“Sesungguhnya berkumpul untuk merayakan maulid Nabi yang mulia hanya merupakan adat. Ia sama sekali bukan ibadah.”

Oleh karena maulid adalah adat, maka ia tidak termasuk bid’ah. Sebab bid’ah dalam pandangan wahhabi, hanya dalam masalah ibadah. Dalam kitab Al-Bid’ah Asy-Syar’iyah hal 23 dijelaskan:

 كل ما أُحدث بقصد التعبد لله - عز وجل -، ولم يقم عليه دليل أصلاً، أو وصفاً
Artinya: “(Bid’ah adalah) Setiap hal baru yang memiliki tujuan untuk ibadah kepada Alloh SWT serta tidak memiliki dalil asal atau sifat.”

Tujuan diadakan maulid Nabi bukanlah untuk beribadah seperti halnya sholat, haji dan puasa. Bukan itu tujuannya. Tujuan diadakannya maulid Nabi adalah untuk mengingat perjuangan beliau SAW atau dengan kata lain untuk mengetahui beografi beliau SAW sebagaimana saat kita membaca sejarah beliau adalah untuk mengingat perjuangan dan biografi beliau.

Manfaat membaca beografi sangatlah banyak. Di antaranya adalah untuk meneguhkan hati sebagaimana yang dijelaskan oleh Al-Qur’an. Bagi yang ingin mengetahui manfaat membaca biografi, silahkan baca di blog saya http://goleksuwargo.blogspot.com/2013/05/manfaat-membaca-biografi-ulama.html
Adanya manfaat-manfaat ini menunjukan bahwa maulid Nabi termasuk maslahah mursalah. Mengada-adakan suatu amalan yang tidak ada dijaman Nabi boleh dilakukan jika amalan tersebut dibutuhkan.

Ibn Taimiyyah dalam kitab Iqtidho’ushshirot Al-Mustaqim Juz 2 hal. 594 mengatakan:
إن الناس لا يحدثون شيئاً إلا لأنهم يرونه مصلحةً، إذ لو اعتقدوه مفسدةً لم يحدثوه؛ فإنه لا يدعو إليه عقل ولا دين، فما رآه الناس مصلحةً؛ نظر في السبب المحوج إليه: فإن كان السبب المحوج إليه أمراً حدث بعد النبي - صلى الله عليه وآله وسلم - لكن من غير تفريط منه؛ فهنا قد يجوز إحداث ما تدعو الحاجة إليه.

Artinya: “Sesunggunhnya manusia sama sekali tidak akan mengadakan hal baru (Bid’ah) kecuali karena mereka berpendapat bahwa didalamnya ada maslahah. Sebab seandainya mereka meyakini kerusakannya, niscaya mereka tidak akan membuat amalan bari tersebut. sesungguhnya hal ini tidak menarik akal dan agama.

Sesuatu yang menurut manusia termasuk maslahah maka dipertimbangkan mengenai penyebab yang dibutuhkannya. Apabila sebab yang dibutuhkannya merupakan urusan yang terjadi setelah Nabi SAW tanpa keteledoran maka BOLEH MENGADAKAN SUATU AMALAN YANG DIBUTUHKAN.”

Keterangan tersebut dinukil dalam kitab-kitab wahhabi seperti kitab Al-Barohin ‘Ala Ala Bid’ah Fiddin hal. 36 dan kitab Ar-Rod Alal Lam’i Hal 53.


Walhasil: Maulid Nabi bukanlah ibadah. Sebab tidak ada printah dari qur’an, hadits dan ijma’. Maulid adalah adat. Sebab maknanya bisa dicerna menggunakan akal, yaitu untuk mengetahui biografi Nabi SAW. Kita semua membutuhkan pengetahuan tentang biografi Nabi SAW. Maka kita boleh mengada-adakan suatu amalan untuk mempelajari biografi Nabi. Dan maulid merupakan salah satu amalan untuk mengetahui sejarah Nabi. 

No comments:

Post a Comment



 
Support : Qosim Ibn Aly | Islamic Defenders Community
Copyright © 2013. Golek Surgo - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by Aliy Faizal
Proudly powered by Blogger