Tuesday 27 August 2013

Kebohongan Wahhabi Atas Ar-Rozi




















Selama ini, wahhabi selalu mengatakan bahwa Asy’ari lebih mendahulukan akal ketimbang nash. Mereka menjadikan kitab Asasut Taqdis karya Muhammad Bin Umar Bin Al-Husain Ar-Rozi (W. 606 H) sebagai bukti.

Tanggapan saya:

Sebenarnya saya ingin memberi tanggapan tentang hal ini sejak lama. Namun karena waktu itu saya belum memiliki kitab Asasut Taqdis, maka saya tidak berani memberi tanggapan. Sebab, saya tidak mau mengotori artikel ku dengan hayalan. Al-hamdulillah, sekarang saya sudah memiliki kitabnya. Kitab setebal 243 halam tersebut telah selesai saya baca dalam waktu kurang lebih 15 jam.

Setelah membaca kitab tersebut, saya mengambil kesimpulan bahwa para wahhabi tidak pernah membaca kitab Asasut Taqdis, bahkan Bin Baz dan Utsaimin sekalipun tidak pernah membaca kitab tersebut. Mereka hanya membaca kitab Ibn Taimiyah saat membantah kitab Asasut Taqdis termasuk Firanda. Saya kira artikel Firanda merupakan terjemahan dari kitab Ar-Rod Ala Asasit Taqdis karya Ibn Taimiyah atau kitab Naqdu Manhajil Asya’iroh karya DR. Safar.

Saya ingin memberi tahu anda bahwa kedua kitab tersebut telah dijawab oleh banyak sekali ulama. Sebagai contoh adalah kitab Ahlu Sunah Wal-Jama’ah Karya Syekh Sa’id Faudah. Kitab ini membantah kitab Ar-Rod Ala Asasit Taqdis. Kemudian kitab Kafa Tafriqon Lil Umah Bismi Salaf, Karya DR. Abdulloh Kamil. Kitab ini membantah DR. Safar.

Seandainya Firanda dan para Wahhabi membaca langsung kitab Asasut Taqdis, niscaya mereka akan tahu bahwa Ar-Rozi sama sekali tidak mendahulukan akal ketimbang nas. Buktinya, setiap membahas suatu masalah, ia selalu menukil ayat atau hadits untuk dijelaskan menggunakan akal. Artinya, Ar-Rozi menggunakan akal untuk memahami nas. Bukan mendahulukan akal ketimbang nas.

Ketika membahas bahwa Alloh suci dari jisim, tempat dan arah, beliau menggunakan dalil-dalil sam’i berupa ayat qur’an dan hadits. Di sini saya hanya ingin membuktikan bahwa Ar-Rozi sama sekali tidak mendahulukan akal. Oleh karena itu saya hanya menukil sebagian ayat qur’an yang digunakan sebagai dalil serta sedikit penjelasannya.

Surat Al-Ikhlas : 1

قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ
Artinya: “Katakanlah bahwa Alloh satu.”

Saat Nabi ditanya mengenai keberadaan Alloh, Alloh dimana? Beliau tidak langsung menjawab. Beliau diam hingga turunlah Al-Ikhlas 1-4. Kemudian surat ini beliau jadikan sebagai jawaban atas pertanyaan tadi. Oleh karena itu Ar-Rozi menyebut surat ini sebagai ayat muhakamat. Maka pendapat apapun yang bertentangan dengan surat tersebut berarti pendapat itu batil.

Ar-Rozi menjelaskan bahwa lafal أَحَدٌ (satu) menunjukan bahwa Alloh suci dari jisim, tempat dan arah. Sebab jisim adalah susunan dari dua jauhar (bentuk). Ini bertentangan dengan pernyataan surat Al-Ikhlas bahwa Alloh ahad. (Baca selengkapnya di Asasut Taqdis Hlm 18-23)

Asy-Syuwar: 11
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ
Artinya: “tidak ada sesuatupun yang menyerupai Alloh.”

Seandainya Alloh jisim, berarti Alloh menyerupai jisim-jisim yang lain. Ini bertentangan dengan ayat di atas. (Ibid. 24-25)

Muhammad: 38
وَاللَّهُ الْغَنِيُّ وَأَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ
Artinya: “Alloh Maha Kaya sedangkan kalian faqir (membutuhkan)”

Ayat ini menunjukan bahwa Alloh Maha Kaya. Artinya Alloh tidak membutuhkan apapun. Seandainya Alloh berada disuatu arah, berarti Alloh membutuhkan arah. Maka ini bertentangan dengan ayat tersebut. Dengan demikian Alloh suci dari tempat. (Ibid. 25)

Al-Baqoroh: 186
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيب
Artinya: “Apabila hambaku bertanya tentang aku, maka sesungguhnya Aku dekat.”

Ayat ini menunjukan bahwa Alloh dekat. Seandainya Alloh beradadi atas Arsy, maka bertentangan dengan ayat tersebut. (Ibid. 28)

Al-A’rof: 56
إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْش
Artinya: “Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, Tsumastawa ‘Alal Arsy”

Ayat ini memberi kepahaman tentang penciptaan, bahwa Alloh menciptakan langit, bumi kemudian Arsy. Seandainya Alloh istaqoro (menetap) di atas arsy berarti Arsy adalah tempat Alloh. Jika demikian seharusnya, Alloh menciptakan Arsy terlebih dahulu. Akan tetapi ayat tersebut menunjukan bahwa Alloh menciptakan langit dan bumi kemudian Arsy. Jadi sebelum penciptaan ketiga hal itu, Alloh tidak berada pada suatu tempat. Ini menunjukan bahwa Alloh tidak berada disuatu tempat. (Asasut Taqdis. 31)

Al-Qosos : 88
كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُ
Artinya: “Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah.”

Secara zhohir ayat ini menunjukan bahwa selain Alloh, segala sesuatu pasti rusak termasuk arsy, tempat dan arah. Maka jelas, bahwa Alloh tidak Istaqoro (menetap) di atas arsy. Alloh suci dari tempat, dan arah. (Asasut Taqdis: 32)

Ayat lain yang digunakan oleh Ar-Rozi sebagai dalil untuk membuktikan bahwa Alloh suci dari jism, tempat dan arah adalah Al-Hadid : 3, Thoha: 110, Al-An’am: 14, Ali Imron: 2 dan masih banyak lagi ayat yang beliau gunakan sebagai dalil bahwa Alloh suci dari jisim, arah dan tempat.

Ini membuktikan bahwa Ar-Rozi sama sekali tidak mendahulukan akal ketimbang nas. Hanya orang TOLOL yang mengatakan beliau mendahulukan akal. Dan saya dapati, Ibn Taimiyah lah orang yang pertama kali menuduh Ar-Rozi, lebih mendahulukan akal.

Bin Baz, Utsaimin dan Wahhaber termasuk Firanda, secara membabi buta bertaqlid pada Ibn Taimiyah sambil membohongi umat islam bahwa mereka pengikut salaf dan menuduh Asy’ariyah sebagai aliran bid’ah yang sesat yang lebih mendahulukan akal ketimbang nas.

Atas semua tuduhan ini, saya katakan: Allohumma Subhanak Hadza Buhtan Azhim. Maha Suci Engkau Ya Alloh, Tuduhan Ibn Taimiyah adalah kedustaan yang sangat besar.

Adapun alasan Ibn Taimiyah menyebarkan kebohongan tersebut adalah karena isi kitab Asasut Taqdis meruntuhkan konsep aqidah tajsim yang menganggap Alloh mustaqirun (menetap) di atas Arsy. Adapun dalil yang mereka gunakan adalah Al-A’rof: 54, Yunus : 3, Thoha : 20, An-Nahl: 20. Mereka mengatakan bahwa ayat-ayat tersebut secara zhohir menunjukan bahwa Alloh mustaqirun di atas Arsy.

Jika anda membaca Al-Qur’an, niscaya anda akan mengetahui bahwa sebenarnya aqidah wahhabi termasuk menafikan sifat Alloh yang lain. Sebab dalam banyak ayat Alloh menyatakan bahwa Alloh tidak mustaqirun di atas arsy.

Seperti dalam Al-Hadid 4, dijelaskan bahwa Alloh bersama kalian. Al-Baqoroh: 186 menyatakan bahwa Alloh dekat. Dalam At-Taubah: 40 dijelaskan bahwa Alloh bersama kita. Semua ayat tersebut secara zhohir menunjukan bahwa Alloh tidak mustaqirun di atas Arsy.

Baiklah, jika anda masih nekat tidak mau melakukan takwil dan menyatakan bahwa Alloh mustaqirun di atas arsy, sekarang coba jelaskan kepada saya mengenai Al-Baqoroh: 115
فَأَيْنَمَا تُوَلُّوا فَثَمَّ وَجْهُ اللَّهِ

Artinya: “maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah.”

4 comments:

  1. Maaf akhi jangan ujub anda di sini berusaha ingin menunjukan anda paling benar dan paling pintar ,namun tanpa anda sadari orang2 tau sebesar apa di hadapan ulama dunia yg hasil karya nya dan dan sumbangsih terhadap islam ini ulama2 yg anda jelek2 an di atas...maaf bedakwahvlah dengan jujur cari kebenaran bukan pebenaran

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete



 
Support : Qosim Ibn Aly | Islamic Defenders Community
Copyright © 2013. Golek Surgo - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by Aliy Faizal
Proudly powered by Blogger