Tuesday 28 May 2013

Biografi Imam Syafi'i

Lahir di Gaza, Palestina pada tahun 150 H/767 M. Namanya Muhammad bin Idris asy-Syafi'i. Beliau keturunan Quraisy. Terlahir sebagai anak yatim, umur 10 (sepuluh) tahun dibawa ibunya ke Makkah untuk ibadah haji. 

Selepas itu beliau tetap berada di sana untuk menuntut ilmu. Di Makkah, asy-Syafi'i mulai berguru kepada Muslim bin Khalid al-Zanji, mufti Kota Makkah ketika itu.

Kitab al-Muwattha' karangan Imam Malik bin Anas telah dihafal asy-Syafi'i pada usia 15 (lima belas) tahun. Asy-Syafi'i kemudian hijrah ke Madinah untuk berguru dengan penulis kitab tersebut. 

Sejak berumur 20 (dua puluh) tahun Beliau belajar kepada Imam Malik hingga gurunya tersebut wafat tahun 179 H/796 M. Ketokohan asy-Syafi'i sebagai murid terpintar Malik bin Anas mulai dikenal banyak orang.

Asy-Syafi'i mengambil alih sebentar kedudukan Malik bin Anas sebagai guru di Masjid Nabawi sampai ditawari kedudukan pejabat oleh Gubernur Yaman. Jabatan asy-Syafi'i di Yaman tidak lama karena difitnah sebagai pengikut ajaran Syi'ah. Selain itu pelbagai konspirasi ditujukan padanya sehingga beliau dirantai dan di penjara di Baghdad, pusat pemerintahan Dinasti 'Abbasiyyah ketika itu.

Asy-Syafi'i dibawa menghadap ke Khalifah Harun ar-Rasyid dan bisa membuktikan dirinya tidak salah. Kehandalan dan kecakapan asy-Syafi'i membela diri dengan pelbagai hujjah agama menjadikan Harun tertarik. Asy-Syafi'i dibebaskan dan dibiarkan tinggal di Baghdad. Disini asy-Syafi'i berkenalan dengan murid Abu Hanifah dan duduk berguru bersama mereka, terutama Muhammad bin al-Hasan as-Syaibani.

Pada tahun 188 H/804 M asy-Syafi'i hijrah ke Mesir. Sebelumnya singgah sebentar di Makkah dan disana diberi penghormatan untuk memberi pelajaran. Asy-Syafi'i mulai dikenal sebagai seorang imam dan banyak melakukan usaha menutup jurang perbedaan antara pendapat Imam Malik bin Anas dan Imam Abu Hanifah. Usahanya tidak disambut baik penduduk Makkah yang terbiasa dengan pendapat Imam Malik.

Tahun 194 H/810 M asy-Syafi'i kembali ke Baghdad, dipercaya memegang qadhi bagi Dinasti 'Abbasiyyah. Beliau menolak dan hanya singgah selama 4 (empat) tahun di Baghdad. Asy-Syafi'i kemudian ke Mesir dan menetap di sana.

Daud bin 'Ali pernah ditanya tentang kelebihan asy-Syafi'i; "Asy-Syafi'i mempunyai beberapa keutamaan, berkumpul padanya apa yang tidak terkumpul pada orang lain. Dia seorang bangsawan, mempunyai agama dan i'tiqad yang benar, sangat murah hati, mengetahui hadits sahih dan dha'if, nasikh, mansukh, menghafal al-Qur'an dan hadits, perjalanan hidup para Khulafa' ar-Rasyidun, dan pandai mengarang."


Imam asy-Syafi'i wafat pada 29 Rajab 204 H/820 M di Mesir. Beliau meninggalkan kepada dunia Islam sebuah kitab terbaik dalam bidang ushul fikihberjudul ar-Risalah. Kitab ini dikenal sebagai asas kaidah dalam mengeluarkan hukum dari nash al-Qur'an dan as-Sunnah. Juga ada kitab fikihnya yang masyhur berjudul al-'Umm.

No comments:

Post a Comment



 
Support : Qosim Ibn Aly | Islamic Defenders Community
Copyright © 2013. Golek Surgo - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by Aliy Faizal
Proudly powered by Blogger