Jika
anda membaca sholawat badar, nariyah, al-fatih, munjiyat dan lain-lain, maka anda
akan disebut sebagai ahli bid’ah yang sesat sebab redaksi sholawat yang kita
baca tidak pernah diajarkan oleh Nabi. Namun demikian, sebenarnya kita dan
wahhabi sama-sama meyakini bahwa membaca sholawat adalah sunah. Perbedaannya
adalah dalam hal merakit redaksi sholawat.
Jadi
titik masalah yang saya bahas dalam not ini adalah, bolehkah kita merakit
redaksi sholawat? Kepada wahhabi, saya minta untuk memehami titik masalah ini
agar kalian tidak mengalihkan pembahasan. Bolehkah kita merakit redaksi
sholawat?
Menurut
aswaja, boleh. Sedangkan menurut wahhabi, tidak boleh. Kata wahhabi redaksi
sholawat harus wurud dari hadits. Oleh karena redaksi sholawat badar, nariyah,
al-fatih, munjiyat tidak pernah diajarkan oleh Nabi, maka sholawat itu disebut
sebagai sholawat bid’ah dholalah.
Selayang
pandang, pendapat wahhabi menunjukan bahwa mereka sangat memperhatikan sunah.
Namun bagaimana dengan prakteknya? Apakah wahhabi benar-benar tidak menciptakan
redaksi sholawat?
Kalau
menurut hasil penelitian saya, ternyata pendapat wahhabi adalah kedustaan yang
sangat nyata. Sebab, pada kenyataannya, mereka menciptakan redaksi sholawat.
Dalam
muqodimah kitab Al-Khuthob Al-Mimbariyah, Muhammad Bin Abdul Wahhab menulis sholawat
dengan redaksi sebagai berikut:
اللهم صل على عبدك ورسولك محمد
وعلى آله وأصحابه الذين هم بهديه مستمسكون، وسلم تسليما كثيرا.
Silahkan lihat screen shotnya:
Dalam
muqodimah kitab Syarah Manzhumah Al-Qowa’id Wal Ushul, Utsaimin menulis
sholawat dengan redaksi sebagai berikut:
فصلوات الله وسلامه عليه وعلى آله
وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين.
Silahkan lihat screen shotnya:
Dalam
muqodimah kitab Ahkamun Nisa’, Al-bani menulis sholawat dengan redaksi sebagai
berikut:
والصلاة والسلام على من أرسله هاديًا , وبشيرًا
, ونذيرًا
Kesimpulan:
Dalam
redaksi sholawat yang diulis oleh Muhammad Bin Abdul Wahhab terdapat kalimat..
“Hum bihadihi mustamsikun”. Dalam redaksi sholawat yang tulis oleh Utsaimin
terdapat kalimat “waman tabi’ahum bi ihsan ila yaumiddin.” Dalam redaksi
sholawat yang tulis oleh Al-bani terdapat kalimat “man arsalahu hadiyan,
basyiron wa nadziro.”
Apakah
Rosululloh SAW pernah mengajarkan sholawat yang didalamnya terdapat
kalimat-kalimat tersebut? Jawabannya adalah Tidak… Tidak… dan Tidak…
Kalimat-kalimat tersebut adalah bid’ah ciptaan ulama wahhabi.
Wahhabi
melarang orang lain membuat redaksi sholawat, dan menyebutnya sebagai bid’ah
yang sesat. Namun mereka sendiri membuat redaksi sholawat dan tidak menyebutnya
sesat. Wa Ya Subhanalloh. Ajiiib.
Peh... Top Markotop ?!
ReplyDeleteTerimakasih :)
Deletemantep kang
ReplyDeletemaknyus kang...
ReplyDeletes7
ReplyDeleteMasya Allah, akhi kami butuh pencerahan. Teruskan kupasan antum. Syukron.
ReplyDeleteAll: Terimakasih atas kunjungannya. Insya Alloh kami akan terus membongkar kebobrokan wahhabi. Mohon doanya dan bantuan menyebarkan link blog ini. Terimakasih sebelumnya :)
ReplyDelete