Dalam
artikel berjudul “Maksud Sebenarnya dari Syaikh bin Bazz Mengenai Istilah “Wahhabiy”
, Menyingkap Tadlis Qosim ibn Aly” seorang wahhabi dalam blognya menuduh saya
telah meproklamirkan diri sebagai ustad. Dia juga telah menuduh saya telah
melakukan tadlis atas ucapan Bin Baz.
“Tak
bosan-bosannya kaum juhalaa’ dengan bangganya mementaskan kebodohan mereka pada
layar maya selevel facebook. Adalah Qosim Ibn Aly, salah
satu dari kaum juhalaa’ tersebut yang memproklamirkan dirinya sebagai seorang
“Ustadz” , selain dirinya adalah seorang yang terdapat nakarah pada otaknya,
tidak mengerti apa-apa, dia juga memiliki sifat tadlis yang luar biasa
liciknya.” Begitu kata wahhabi.
Selanjutnya,
Wahhabi juga menuduh saya fanatic buta dan menjelek-jelekan ulama ahlu sunah.
“Tidak
lain dan tidak bukan, hal tersebut dikarenakan sifat ta’ashub (fanatik) buta
yang menjadikan dirinya menjelek-jelekkan ‘Ulama yang dikira olehnya bukan dari
“Ahlus Sunnah” dengan cara memotong habis perkataan dari ‘Ulama tersebut.”
Begitu wahhabi menuduh saya.
Tanggapan
saya:
Mengenai
tuduhan bahwa saya telah memproklamirkan diri sebagai ustad dan
menjelek-jelekan ulama ahlu sunah, maka saya katakan: ALLOHUMMA SUBHANAK, HDZA
BUHTAN AZIM. (Maha Suci Engkau Ya Alloh, (Ucapan Wahhabi) INI adalah kedustaan yang
sangat besar).
Walloh,
saya belum pernah sekalipun melakukan apa yang dituduhkan oleh wahhabi itu. Bahkan
ketika ada orang yang memanggil saya dengan sebutan ustad, maka saya langsung
melarangnya. Saya langsung mengatakan bahwa saya bukan ustad. Lalu bagaimana
bisa wahhabi malah menuduh saya memproklamirkan diri sebagai ustad?
Apakah
wahhabi mampu membuktikan klaim mereka tersebut? Apakah mereka mampu menunjukan
satu pernyataan saya bahwa saya memproklamirkan diri sebagai ustad? Mengapa mereka
tidak menunjukan screen shotnya? Mengapa mereka hanya mengklaim atas apa yang
tidak pernah aku lakukan? Bukankah ini sebuah tadlis? Mengapa justru aku yang
dituduh melakukan tadlis?
Saya
juga belum pernah menjelek-jelekan ulama ahlu sunah bahkan ulama wahhabi
sekalipun dengan kata-kata yang secara umum digunakan untuk menjelekan. Saya hanya
menukil ucapan-ucapan ulama wahhabi kemudian membantahnya secara ilmiyah, atau
menunjukan letak kontradiksinya. Hanya saja wahhabi menganggap hal itu sebentuk
ejekan sebagaimana mereka menganggap penyebutan wahhabi sebagai ejekan.
Untuk
lebih jelasnya, silahkan and abaca artikel-artikel saya di web saya http://goleksuwargo.blogspot.com/search/label/Wahhabi.
Silahkan baca semua artikel saya kemudian tunjukan artikel mana yg mengandung
ejekan. Silahkan Wahhai Wahhabiyuun!!!
Justru
yang menjelek-jelekan ulama ahlu sunah adalah wahhabi. Mereka menuduh tawasul
sebagai kesyirikan. Mereka menyebut orang-orang yang berziarah kubur sebagai
kuburiyun yang menyembah kuburan. Mereka menyebut setiap orang yang tak sejalan dengan wahhabi sebagai ahli bid'ah dan orang-orang bodoh. Bukankah begitu wahhai wahhabiyuun!!!
Mengenai
tuduhan bahwa saya fanatic buta, maka siapa yang fanatic akan terlihat setelah
saya menjelaskan duduk masalah terkait ucapan Bin Baz yang oleh wahhabi saya di
tuduh melakukan tadlis.
Duduk
masalahnya adalah penolakan wahhabi disebut sebagai wahhabi. Menurut mereka,
penamaan wahhabi adalah penghinaan. Anggapan tersebut saya bantah menggunakan
ucapan Bin Baz. Kata Bin Baz, sebutan itu adalah sebutan yang mulia. Berikut
pernyataan Bin Baz saat ditanya mengenai masalah ini.
Penanya bertanya: “Fadhilatusy-Syaikh, sebagian orang-orang
menamakan ‘Ulama di kerajaan ‘Arab Saudi dengan penamaan Wahhabiyah, apakah
antum ridha dengan penamaan tersebut? Dan apakah jawaban antum terhadap orang
yang menamakan antum dengan nama ini (Wahhabiy) ?”
Jawaban: Laqob penamaan ini masyhur (dinisbatkan) terhadap para
‘Ulama Tauhid, ‘Ulama di Najd, penamaan tersebut disandarkan oleh mereka kepada
Asy-Syaikh Al-Imam Muhammad bin ‘Abdul Wahhab. ,,,
Selanjutnya Bin Baz Mengatakan: Tetapi itu adalah laqob yang ma’ruf,
mulia, dan tidak terdapat nakarah padanya. Itu adalah laqob Ahlut-Tauhid
Wal-Iman dari Ahlud-Da’wah yang menyeru kepada Allah ‘Azza Wa Jalla.
Mengapa
saya memotong penjelasan Bin Baz? Sebab, saya tidak sedang membahas dakwah
Muhammad Bin Abdul Wahhab. Saya hanya ingin membuktikan bahwa Bin Baz mengakui
penyebutan Wahhabi adalah nisbat kepada Muhammad Bin Abdul Wahhabi. Tidak hanya
mengakui, bahkan dia mengatakan bahwa itu adalah sebutan yang mulia. Ia tidak
menolak penyebutan tersebut sekalipun ia tahu bahwa penyebutan itu diberikan
oleh orang-orang diluar wahhabi.
Hal yang
saya simpulkan dari ucapan Bin Baz ternyata juga diakui oleh penulis artikel
yang telah menuduh saya melakukan tadlis. Hal tersebut bisa dilihat dari
kesimpulan yang ia berikan, sebagai berikut:
“Dan maqshud dari ini semuanya adalah bahwa dakwah ini dan laqab
tersebut (Wahhabi-red) ditujukan kepada orang yang berdakwah menyeru kepada
Tauhidullah, mengingkari syirik….”
Terlepas
dari apa yang di dakwahkan oleh Muhammad Bin Abdul Wahhab dan para wahhabi yang
katanya memerangi kesyirikan, Bukankah Bin Baz mengakui bahwa wahhabi memang
sempalan yang dinisbatkan kepada Muhammad Bin Abdul Wahhab? Dan bukankah laqob
tersebut baginya adalah merupakan laqob yang mulia yang tidak bisa ingkari?
Lalu
di mana letak tadlis yang saya lakukan? Di mana letak fanatic saya? Bukankah
yang melakukan tadlis adalah wahhabi? Bukankah yang fanatic adalah wahhabi? Dan
bukankah wahhabi adalah ahli fitnah yang menuduh saya memploklamirkan diri
sebagai ustad? Bukankah mereka yang menuduh saya telah menjelek-jelekan ulama
ahlu sunah? bukankah mereka yang menuduh saya telah melakukan tadlis?
No comments:
Post a Comment