Friday 17 May 2013

Bukti Kebohongan Wahabi


Sekali lagi kita temukan Bukti Kebohongan Wahabi. Dalam suatu dialog membahas apakah pahala yang dikirim kepada mayyit akan sampai, wahabi melakukan kebohongan atas kitab Ibn Katsir, sebagai berikut.

 عَنْ عاَ ئِشَةَ أَنَّ رَجُلاً أَ تَى النَّبِيَّ صَلَّى الله عليه وسلِّم فَقَالَ , يَا رَسُولَ الله إِنَّ اُمِّي افْتُلِتَتْ نَفْسُـهَا وَلَمْ تُوصِ وَأَظُنُّهَا لَوْ تَكَلَّمَتْ تَصَدَّقَتْ اَفَلَهَا اَجْرٌ إِنْ تَصَدَّقْتُ عَنْهَا قَالَ نَعَمْ (رواه مسلم, 1672 )

Dari 'Aisyah-radhiyallahu 'anha, "Seorang laki-laki berkata kepada Nabi SAW, "Ibu saya meninggal dunia secara mendadak dan tidak sempat berwasiat. Saya menduga jika ia dapat berwasiat, tentu ia akan berwasiat untuk bersedekah. Apakah ia akan mendapat pahala jika saya bersedekah atas namanya? "Nabi SAW menjawab, "Ya"." (HR. Muslim, 1672)

Dengan sangat jelas hadits di atas menyatakan bahwa pahala yang dikirimkan ke mayyit akan sampai. Namun, wahabi yang sok nyunah ternyata tidak mau menerima penjelasan Rosululloh SAW tersebut kemudian menukil (kalo tidak boleh dikatakan copi paste) keterangan Ibn Katsir dalam tafsirnya. Namun, ada kalimat yang disensor oleh wahabi sehingga mengesankan bahwa pahala yang dikirimkan kepada mayyit tidak sah. Berikut hasil copasan wahabi:

Yasmin Al Madhi Ibnu Katsir dalam Tafsir al-Quran al-’Adzim menjelaskan (ketika menafsirkan ayat 39 dari surat an-Najm):

أيْ كَمَا لاَ يُحْمَلُ عَلَيْهِ وِزْرُ غَيْرِهِ؛ كَذَلِكَ لاَ يَحْصُلُ مِنَ اْلأجْرِ إِلاَّ مَا كَسَبَ هُوَ لِنَفْسِهِ. وَمِنْ هَذِهِ اْلآيَةِ الْكَرِيْمَةِ اسْتَنْبَطَ الشَّافِعِيُّ (رَحِمَهُ اللهُ) وَمَنِ اتَّبَعَهُ, أنَّ الْقِرَاءَةَ لاَ يَصِلُ إهْدَاءُ ثَوَابِهَا إِلَى الْمَوْتَى لأَِنَّهُ لَيْسَ مِنْ عَمَلِهِمْ وَلاَ كَسْبِهِمْ. وَلِهَذَا لَمْ يَنْدُبْ إلَيْهِ رَسُوْلُ اللهِ SAW أُمَّتَهُ وَلاَ حَثَّهُمْ عَلَيْهِ وَلاَ أرْشَدَهُمْ إلَيْهِ بِنَصٍّ وَلاَ إيْمَاءٍ, وَلَمْ يُنْقَلْ ذَلِكَ عَنْ أحَدٍ مِنَ الصَّحَابَةِ y, وَلَوْكَانَ خَيْرًا لَسَبُقُوْنَا إلَيْهِ. وَبَابُ الْقُرُبَاتِ يُقْتَصَرُ فِيْهِ عَلَى النُّصُوْصِ وَلاَ يُتَصَرَّفُ فِيْهِ بأَنْوَاعِ اْلأقْيِسَةِ وَاْلآرَاءِ.



“Yakni, sebagaimana dosa seseorang tidak akan menimpa orang lain, demikian juga manusia tidak dapat memperoleh pahala melainkan dari hasil amalnya sendiri. Dan dari ayat yang mulia ini, Imam asy-Syafi’i rahimahullah dan ulama-ulama yang mengikutinya, mengambil kesimpulan bahwa bacaan (yang pahalanya dikirimkan kepada mayit) tidak akan sampai , karena bukan dari hasil usahanya sendiri.

Oleh karena itu Rasulullah SAW tidak pernah menganjurkan umatnya untuk mengamalkan (pengiriman pahala bacaan), tidak pernah memberikan bimbingan, baik dengan nash maupun dengan isyarat, dan tidak ada seorang sahabat pun yang pernah mengamalkan perbuatan tersebut. Kalau amalan semacam itu memang baik, tentu mereka telah mendahului kita dalam mengerjakannya.

Dan amalan qurbah (mendekatkan diri kepada Allah SWT) hanya terbatas dengan yang ada nash-nashnya (dalil dari al-Qur’an dan as-Sunnah) saja, serta tidak boleh di’otak-atik’ dengan berbagai macam qiyas (analogi) dan ra’yu (rasio)” [8].

Berikut Screen shotnya:


Adapun kalimat yang disensor oleh wahabi adalah sebagai berikut:
فأما الدعاء والصدقة فذاك مجمع علي وصولهما ومنصوص من الشارع عليهما
Artinya: “adapun doa dan shodaqoh, maka hal itu telah disepakati atas sampainya dan merupakan nas dari syari’at atas keduanya.”

Berikut screen shotnya: 
Kalimat yg digaris bawahi dengan tinta merah adalah kalimat yang dipotong oleh wahabi

Dengan demikian maka jelas, disamping wahabi hobi berbohong, juga jelas bahwa doa dan shodaqoh yang dikirimkan kepada orang yang meninggal akan sampai. Wallohu a'lam.

1 comment:

  1. Dalam Al-Adzkar dah jelas sebut..

    1. Sepakat ulama doa kepada orang yg dah mati memang laa sampai..

    2. Tetapi ulama berbeza pendapat tentang mengirimkan pahala bacaan al-quran kepada orang mati..

    a. pendapat masyur dlm mazhab syafi'i iaitu imam as-syafii dan pengikutnya, pahala bacaan tak sampai

    b. pendapat imam ahmad bin hanbal dan mazhab hambali serta sebahagian ulama dlm mazhab syafi'i, pahala bacaan sampai. Imam Nawawi kata, pendapat yg menjadi pilihan iaitu selepas membaca al-quran, pembacanya perlu membacakan doa "Ya Allah, sampaikanlah pahala bacaan ini kepada Si Fulan". Wallahu a'lam..

    Point penting:
    1. Bacaan doa - sepakat ulama kata sampai
    2. Kirim pahala bacaan al-Quran - Ulama berbeza pendapat

    ReplyDelete



 
Support : Qosim Ibn Aly | Islamic Defenders Community
Copyright © 2013. Golek Surgo - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by Aliy Faizal
Proudly powered by Blogger