Wednesday 7 August 2013

Inilah Asy'ariyah
























Dalam sebuah artikel berjudul Penyimpangan-Penyimpangan Asy’ariyah, seorang Ustadz Wahabi bernama Abdurrahman Mubarak, mengakui bahwa Imam Abu Hasan adalah salah satu ulama ahlu sunah waljama’ah. Namun kemudian ia menolak asy’ariyah disebut sebagai ahlu sunah waljama’ah.

Dalam artikel tersebut ia mengajukan dua pertanyaan. Siapakah asy’ariyah? Apakah mereka termasuk ahlu sunah waljama’ah? Silahkan cek di sini http://asysyariah.com/penyimpangan-penyimpangan-asyariyah.html

Tanggapan saya:

Karena anda tidak mengenal Asy’ariyah maka wajib bagi saya untuk mengenalkannya  dengan menjawab dua pertanyaan anda. Di sini saya hanya mengenalkan. Jadi, anda jangan bersikap seperti banci dengan menuduh saya sebagai ahli jadal. Juga jangan bersikap seperti bencong dengan menuduh saya sebagai pemecah belah ukhuwah islamiyah hanya karena saya menulis penjelasan ini.

Siapa Asy’ariyah?

Asy’ariyah adalah golongan yang dinisbatkan kepada Imam Abu Hasan Al-Asy’ari. Kata Asy’ariyah berasal dari kata Asy’ari kemudian diberi ya’ nisbah untuk menunjukan bahwa mereka adalah pengikut Imam Abu Hasan Al-Asy’ari. Sebagaimana kata syafi’iyah berasal dari kata syafi’i kemudian diberi ya’ nisbah untuk menunjukan bahwa mereka adalah pengikut Imam Muhammad Bin Idris Bin Syafi’.

Abu Hasan Al-Asy’ari adalah salah satu ulama ahlu sunah abad tiga hijriyah. Beliau lahir setelah masa 4 imam madzhab fiqih (Hanafi, Maliki, Syafi’I dan Hanbali.) Jadi wajar jika 4 imam itu tidak mengenal beliau lebih-lebih para pengikut beliau yang disebut asy’ariyah. Sebagaimana para imam itu juga tidak mengenal ulama dan ustadz wahabi seperti Abdurrahman Mubarak, Bin Baz, Al-Albani, Firanda, Mahrus Ali dan lain-lain.

Apakah karena para imam madzhab itu tidak mengenal anda dan ustad wahabi lainnya, kemudian anda berani mengaku bahwa anda bukan ahlu sunah?

Imam Abu Hasan Al-Asy’ari dalam fiqih mengikuti madzhab syafi’i. Dalam teologi beliau mengikuti mu’tazilah hingga usia 40 tahun. Hal ini dikarenakan ayah tiri beliau, yakni al-juba’I adalah tokoh mu’tazilah. Ketika usia beliau mencapai 40 tahun, beliau keluar dari mu’tazilah dan kembali ke jalan ahlu sunah. Ini beliau nyatakan secara lantang didepan umum.

Fakta sejarah menunjukan bahwa beliau hanya menyatakan keluar dari mu’tazilah. Setelah keluar dari mu’tazilah, beliau mengumpulkan dalil-dalil ahlu sunah waljama’ah untuk menentang mu’tazilah. Maka tidak heran jika dalam kitab ibanah beliau menegaskan:

قولنا الذي نقول به، وديانتنا التي ندين بها، التمسك بكتاب الله ربنا عز وجل، وبسنة نبينا محمد صلى الله عليه وسلم، وما روى عن السادة الصحابة والتابعين وأئمة الحديث.

Pendapat yang kami katakan dan pandangan hidup yang kami ikuti adalah berpegang dengan kitabulloh (Al-Qur’an), sunah Nabi Muhammad SAW (Al-Hadits),  riwayat dari para pembesar sahabat dan tabi’in serta para imam hadits.( Al-Ibanah hlm. 5)

Dari dalil-dalil tersebut kemudian beliau menyusun kaidah-kaidah teologi ahlu sunah yang sebelumnya masih berceceran hingga ahirnya beliau berhasil menulis beberapa kitab, di antaranya yang terkenal adalah kitab Ibanah dan maqolat Islamiyyin.

Apa yang beliau lakukan tidak jauh berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Imam Syafi’I saat menyusun kaidah-kaidah ushul fiqih. Imam Syafi’I mengumpulkan data-data tentang cara ulama terdahulu dari kurun sahabat dan tabi’in dalam memahami dalil kemudian menyusunnya dalam kitab risalah yang pada gilirannya disebut dengan ushul fiqih. Setelah menyusun kaidah-kaidah teologi ahlu sunah waljama’ah Imam Abu Hasan Al-Asy'ari belum pernah mencabut pendapatnya tersebut. Justru beliau menetapkan semua pendapat-pendapatnya. 

Sekarang saya tanya: apakah setelah menyusun kaidah teologi ahlu sunah, beliau pernah merujuk pendapatnya? Apakah beliau pernah berpidato dan mengumumkan bahwa beliau mencabut pendapat-pendapa beliau sebagaimana ketika beliau keluar dari mu’tazilah? Jika pernah, tahun berapa pidato itu terjadi? Dan mana riwayatnya?

Saya persilahkan kepada Ust.  Abdurrahman Mubarak untuk merakit riwayat terlebih dahulu  agar saya semakin yakin bahwa anda pendusta.

Seperti itulah yang dilakukan oleh Imam Abu Hasan Al-Asy’ari. Beliau tidak mendirikan madzhab baru melainkan beliau hanya menyusun kaidah-kaidah teologi ahlu sunah waljama’ah. Kaidah-kaidah ini kemudian diikuti oleh mayoritas ulama yang pada gilirannya mereka disebut dengan asy’ariyah. Jadi, asy’ariyah adalah orang-orang yang mengikuti kaidah ahlu sunah yang telah disusun oleh Imam Abu Hasan Al-Asy’ari.

Al-Imam Abdulloh Al-Alhadad dalam Risalah Mu’awanah berkata: “Sesungguhnya kebenaran bersama Asy’ariyah yang dinisbatkan kepada Syekh Abu Hasan Al-Asy’ari. Beliau telah menyusun kaidah-kaidah aqidah ahli haq dan menjaga dalil-dalilnya yang merupakan aqidah yang telah disepakati oleh sahabat dan orang-orang setelahnya.” (Risalatul Mu’awanah, hlm 51)

Apakah Asy’ariyah termasuk ahlu sunah waljama’ah?

Berikut saya nukilkan komentar Ibn Subuki dalam Syarah Aqidah Ibn Hajib mengenai asy’ariyah. Kata beliau:

اعلم أن أهل السنة والجماعة كلهم قد اتفقوا علي معتقد واحد فيما يجب ويجوز ويستحيل وإن اختلفوا في الطرق والمبادئ الموصلة لذلك . و بالجملة فهم بالإستقراء ثلاث طوائف : الأولى : أهل الحديث. ومعتقد مباديهم الأدلة السمعية الكتاب والسنة والإجماع الثانية : أهل النظر العقلي وهم الأشعرية والحنفية الماتريدية . الثالثة : أهل الوجدان والكشف وهم الصوفية .

Artinya:
“Ketahuilah bahwa ahlu sunah waljama’ah, semuanya sepakat dalam sifat yang wajib (bagi Alloh) sifat jaiz dan sifat muhal, meskipun mereka berbeda dalam metode dan mabadi yang mengantarkan kepada kesepakatan tersebut. Secara global, menurut penelitian, mereka terdiri dari tiga golongan:

Pertama, ahli hadits. Kedua, Ahli berfikir secara akal. Mereka adalah Asy’ariyah dan Hanafiyah Al-Maturidiyah. Ketiga, Ahlul wujdan dan Kasyaf. Mereka adalah orang-orang sufi” (Yusuf Abdur Rozaq, dalam ta’liqnya atas kitab Isyarotul Marom, hlm. 298, cet. Musthofa Halaby)

Pernyataan serupa juga disampaikan oleh salah satu ulama hanbali, yakni Imam Muhammad Bin Ahmad As-safarini Al-hanbali. Kata beliau:

أهل السنة والجماعة ثلاث فرق : الأثرية وإمامهم أحمد بن حنبل . والأشعرية وإمامهم أبو الحسن الأشعرى . والماتريدىةلاوإمامهم أبو منصور الماتريدي .

Artinya: “Ahlu sunah waljama’ah adalah tiga golongan, yaitu (1) Al-atsariyah. Imam mereka adalah Ahmad Bin Hanbal. (2) Asy’ariyah. Imam mereka adalah Abu Hasan Al-Asy’ari. (3) Maturidiyah. Imam mereka adalah Abu Manshur Al-Maturidi.” (Lawami’ul Anwar Al-Bahiyah Wa Sawathi’ul Asror Al-Atsariyah, hlm 73)

Jadi siapakah asy’ariyah? Mereka adalah orang-orang yang mengikuti kaidah aqidah ahlu sunah yang disusun oleh Imam Abu Hasan Al-Asy’ari. Siapa panutan mereka? Panutan mereka adalah Imam Abu Hasan. Apakah mereka termasuk ahlu sunah? tentu mereka adalah ahlu sunah wal jama’ah sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Abdulloh Al-Hadad, Ibn Subuki, Imam Muhammad bin Ahmad alhanbali.

Oleh karena itulah banyak ulama islam yang memilih menjadi pengikut Imam Abu Hasan Al-Asy’ari yang pada gilirannya mereka disebut sebagai asy’ariyah.

Jika Ust. Abdurrohman dan para wahaber masih nekat mengatakan bahwa asy’ariyah bukan ahlu sunah, maka mari kita simak daftar ulama besar yang tidak termasuk ahlu sunah fersi wahabi. Berikut daftar sebagian nama ulama ahli hadits yang termasuk ulama asy’ariyah:

Al-Hafizh Abu Bakar al-Ismaili (w. 371 H/982 M) Abu Hasan Daruquthni (w. 385 h/995 m), Al-Hafizh Al-Khoththobi (w. 388 h/ 998 m), Al-Imam Hakim An-Naisaburi (w. 405 h/ 1014 m), Al-Hafizh Al-Lalikai (w. 418 h/ 1027 m), Al-Hafizh Abu Nu’aim As Shbihani (w. 430 h/ 1038 m), Al-Hafizh Abu Dzar al-Harowi (w. 434 h/ 1043 m), Al-Hafizh Abu Bakar Al-Baihaqi (w. 458 h/ 1066 m), Al-Hafizh Ibn Asakir (w. 571 h/ 1176 m), Al-Hafizh Ibn Jauzi (w. 597 h/ 1201 m).

Al-Hafizh Al-Munzhiri (w. 656 h/1258 m), Imam Nawawi (w. 676 h/ 1277 m), Ibn Katsir (w. 774 h/1373 m), Al-Hafizh Iroqi (w. 806 h/1404 m), Al-Hafizh Ibn Hajar Al-Asqolani (w. 852 h/ 1449 m), Imam Suyuthi (w. 911 h/1505 m), Al-Hafizh Almunawi (w. 1031 h/1622 m), Sayyid Muhammad Bin Alawi Al-Maliki (w. 1425 h/2004 m).

Dan masih banyak lagi ulama asy’ariyah. Seandainya semua nama mereka ditulis dalam sebuah buku tobaqot asy’ariyah niscaya memerlukan lebih dari dua jilid buku. Namun untuk mempermudah anda dalam mengetahui nama-nama ulama asy’ariyah, maka saya persilahkan anda untuk membaca buku Madzhab Al-Asy’ari karya Ust. Muhammad Idrus Romli.


Di sini saya hanya ingin mengenalkan siapa asy’ariyah kepada Ust. Abdurrohman pada hususnya dan kepada wahabi pada umumnya. Saya kira, nama-nama diatas telah lebih dari cukup untuk membuktikan bahwa asy’ariyah adalah ulama ahlu sunah waljama’ah sebab mereka adalah para pengikut kaidah teologi ahlu sunah yang telah disusun oleh Imam Abu Hasan Al-Asy’ari. Wallohu a’lam. 

No comments:

Post a Comment



 
Support : Qosim Ibn Aly | Islamic Defenders Community
Copyright © 2013. Golek Surgo - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by Aliy Faizal
Proudly powered by Blogger