Saturday 27 July 2013

Inilah Ahlu Bid'ah Versi Wahabi


Sebagaimana telah maklum bahwa menurut wahabi, bid’ah hasanah tidak ada. Orang-orang yang mengatakan adanya bid’ah agama dalam agama adalah ahlu bid’ah yang mempertahankan kebid’ahannya. Untuk itu, mari kita lihat siapa saja Ahlu Bid’ah Versi Wahabi.


1. Madzhab Hanafi.

a. Dalam kitab Hasyiah Rodul Mukhtar, Juz 1 hlm 421, Ibn Abidin Al-Hanafi mengatakan bahwa adzan jum’at didepan khotib adalah bid’ah hasanah.

نقول في الاذان بين يدي الخطيب فيكون بدعة حسنة
Kami katakan bahwa adzan dihadapan khotib adalah bid’ah hasanah.

b. Dalam kitab Fatawa Al-Hindiyah Juz 5 hal 323, dijelaskan bahwa menulis nama surat dan jumlah ayat quran termasuk bid’ah hasanah.

لَا بَأْسَ بِكِتَابَةِ أَسَامِي السُّوَرِ وَعَدَدِ الْآيِ وهو وَإِنْ كان إحْدَاثًا فَهُوَ بِدْعَةٌ حَسَنَة
Menulis nama surat dan ayat quran meskipun termasuk hal baru maka ia adalah bid’ah hasanah.

2. Madzhab Maliki

a. Dalam kitab Mawahibul Jalil , Juz 2 hlm 81, ketika mengomentari bacaan tasbih dan zdikir sebelum fajar, dijelaskan bahwa itu merupakan bid’ah hasanah.

والحاصل أن التسبيح والتذكير محدث قطعا وإنما الخلاف هل هو بدعة حسنة أو مكروهة فقال كثير من العلماء إنه بدعة حسنة في آخر الليل

Walhasil: Tasbih dan dzikir (sebelum fajar-red) adalah hal baru secara pasti. Adapun perbedaan pendapatnya adalah apakah ia bid’ah hasanah ataukah bid’ah makruhah? Maka banyak ulama yang berpendapat bahwa tasbih dan dzikir pada ahir malam adalah bid’ah hasanah.

b. Dalam kitab Hasyiah Ad-Dasyuqi Juz 1 hlm 389, ketika mengomentari bacaan sholawat setelah adzan, dijelaskan bahwa itu merupakan bid’ah hasanah.

وأما الصلاة على النبي (ص) بعد الاذان فبدعة حسنة أول حدوثها زمن الناصر صلاح الدين يوسف بن أيوب سنة إحدى وثمانين وسبعمائة في ربيع الاول
Adapun sholawat atas Nabi SAW setelah adzan adalah bid’ah hasanah yang pertama kali membaharuinya adalah An-Nashir Sholahuddin Al-Ayyubi pada tahun 780 H bulan robiul awal.

c. Dalam kitab An-Nawadir Waziyadat Juz 1 hlm 149, ketika mengomentari sholat tarowih secara berjama’ah dijelaskan bahwa hal itu adalah bid’ah hasanah.

وقيام رمضان نافلة، ولِلخَوَاصِّ اكتسابٌ، والجمعُ فيه بِدْعةٌ حَسَنَة
Qiyam ramadhan adalah sunah. Bagi orang-orang husus dianjurkan untuk mengusahakannya. Adapun berkumpul dalam qiyam ramadhan adalah bid’ah hasanah.

d. Dalam kitab Hasyiah Showi Ala Syarhi Shohir Juz 11 hlm 271, ketika mengomentari masalah mencuci tangan sebelum makan, dijelaskan bahwa hal itu adalah bid’ah hasanah.

وَبِالْجُمْلَةِ غَسْلُ الْيَدِ قَبْلَ الطَّعَامِ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ سُنَّةً عِنْدَنَا فَهُوَ بِدْعَةٌ حَسَنَة
Secara global mencuci tangan sebelum makan sekalipun bukan sunah bagi kami itu adalah bid’ah hasanah.

3. Madzhab Syafi’i

a. Imam Nawawi dalam kitab Syarah Shohih Muslim Juz 6 Hlm 221 mengatakan.
البدعة بكسر الباء في الشرع هي إحداث ما لم يكن في عهد الرسول صلى الله عليه وسلم, وهي منقسمة الى حسنه وقبيحة
Bid’ah, dengan di baca kasroh ba’nya adalah membuat suatu amalan yang tidak ada dijaman Rosululloh SAW. Bid’ah terbagi menjadi dua, bid’ah hasanah dan bid’ah qobihah.

b. Dalam kitab Al-Hawi Lil Fatawi Juz 1 hlm 188, Imam Suyuthi menukil kalam Ibn Hajar, bahwa maulid Nabi adalah bid’ah hasanah.

وقد سئل شيخ الإسلام حافظ العصر أبو الفضل أحمد بن حجر عن عمل المولد فأجاب بما نصه : أصل عمل المولد بدعة لم تنقل عن أحد من السلف الصالح من القرون الثلاثة ولكنها مع ذلك قد اشتملت على محاسن وضدها ، فمن تحرى في عملها المحاسن وتجنب ضدها كان بدعة حسنة

Syekh Islam Ibn Hajar ditanya mengenai amalan mauled Nabi. Beliau menjawab: Pada dasarnya Maulid Nabi adalah bid’ah. Tidak ada riwayat mengenai mauled dari salaf sholih sejak kurun tiga hijriyah akan tetapi mauled memuat kebaikan dan keburukan. Barang siapa menjaga amalan baik saat mengamalkan mauled dan menjauhi hal sebaliknya, maka mauled adalah bid’ah hasanah.

c. Dalam kitab Tuhfatul Habib Ala Ayarhil Habib Juz 2 hlm 455, dijelaskan bahwa berkumpul dan berdoa setelah asar di tanah arofah adalah bid’ah hasanah.

خاتمة : اجتماع الناس بعد العصر للدعاء كما يفعله أهل عرفة ، قال الإمام أحمد : لا بأس به ؛ وكرهه الإمام مالك ، وفعله الحسن وسبقه ابن عباس . قال النووي : وهو بدعة حسنة

Akhiran: berkumpulnya manusia setelah asar untuk berdoa sebagaimana yang dilakukan oleh ahli arafah menurut Imam Ahmad tidaklah mengapa. Namun Imam Malik memakruhkan hal itu. Hasan Basri dan Ibn Abbas melakukan hal itu. Sementara Imam Nawawi mengatakan bahwa perbuatan itu adalah bid’ah hasanah.

d. Dalam kitab Hawasyi Syarwani Wal Ibadi Juz 2 Hlm 416 dijelaskan bahwa bacaan Muroqi (Bilal sholat jum’at-red) Innalloha wa malaikatahu … (Alahzab: 56) Kemudian membacakan hadits adalah bid’ah hasanah.

قراءة المرقى بين يدي الخطيب إن الله وملائكته إلخ ثم يأتي بالحديث بدعة حسنة


Demikianlah komentar para ulama dari 4 madzhab mengenai berbagai amalan yang mereka sebut sebagai bid’ah hasanah. dengan demikian jelaslah bahwa ulama ahlu sunah, mendukung adanya bid’ah hasanah. Merekalah yang disebut sebagai Ahlu Bid’ah Versi Wahabi karena telah mengaki adanya bid’ah hasanah.  Wallohu a’alm.

No comments:

Post a Comment



 
Support : Qosim Ibn Aly | Islamic Defenders Community
Copyright © 2013. Golek Surgo - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by Aliy Faizal
Proudly powered by Blogger