Nuh (sekitar 3993-3043 SM) adalah
seorang rasul. Nuh diangkat menjadi nabi sekitar tahun 3650 SM.
Diperkirakan ia tinggal di wilayah Selatan Irak modern.
Namanya disebutkan sebanyak 58 kali dalam 48 ayat dalam 9 buku Alkitab
Terjemahan Baru dan 43 kali dalam Al-Quran.
Nuh adalah nabi ketiga sesudah Adam,
dan Idris. Ia merupakan keturunan kesembilan dari Adam.
Ayahnya adalah Lamik (Lamaka) bin Metusyalih|Mutawasylah (Matu Salij) bin Idris bin Yarid bin Mahlail bin Qainan bin Anusyi bin Syits bin
Adam. Antara Adam dan Nuh ada rentang 10 generasi dan selama periode kurang
lebih 1642 tahun.
Nuh hidup selama 950 tahun. Ia mempunyai
istri bernama Wafilah, sedangkan
beberapa sumber mengatakan istri Nuh adalah Namaha binti
Tzila atau Amzurah binti
Barakil dan memiliki empat orang putra, yaitu Kanʻān, Yafith, Syam dan Ham.
Nuh adalah Rasul Allah
yang pertama yang diutus ke atas bumi ini, sedangkan Adam, Syits dan Idris yang
diutus sebelumnya hanyalah bertaraf Nabi saja,
bukan sebagai Rasul karena mereka tidak memiliki umat atau kaum.
Dari Ibnu Katsir bahwa Nuh diutus untuk kaum
Bani Rasib. Dia lahir 126 tahun sepeninggal Nabi Adam AS, sedangkan menurut
Ahli Kitab dia lahir 140 tahun sepeninggal Nabi Adam. Dia adalah utusan yang
pertama yang diutus untuk umat manusia. Penduduk yang diserunya dikenal dengan Banu Rasib.
Dari Ibnu Abi Hatim : Abu Umamah
mendengar seorang berkata kepada Nabi “Wahai Utusan Tuhan, apakah Adam seorang
Nabi?” Nabi menjawab “Ya”. Orang tersebut bertanya lagi: “Berapa Lama antaranya
dengan Nuh?” maka Nabi Menjawab “sepuluh generasi”
Ibnu Abbas menceritakan Bahwa nabi Nuh diutus
pada kaumnya ketika berumur 480 tahun. Masa kenabiannya adalah 120 tahun dan
berdakwah selama 5 abad. Dia mengarungi banjir ketika ia berumur 600 tahun, dan
kemudian setelah banjir ia hidup selama 350 tahun.
Ibnu Abi Hatim dari Urwah bin Al Zubayr bahwa Wadd, Suwa, Yaghuth, Ya’uq dan Nasr adalah
anak nabi Adam. Wadd adalah yang tertua dari mereka dan yang paling
saleh di antara mereka.
Ibnu Abbas menceritakan bahwa ketika Nabi Isa
menghidupkan Ham bin Nuh, dia bertanya kepadanya kenapa rambutnya beruban, ia
menjawab dia meninggal di saat usia muda karena ketakutannya ketika banjir. Ia
berkata bahwa panjang kapal Nuh adalah 1200 Kubit dan lebarnya 600 Kubit dan
mempunyai 3 lapisan.
Migrasi dari Suq Thamanim ke Babylonia
Ibnu Thabari menceritakan setelah kapal
berlabuh di pegunungan Ararat, ia kemudian membangun suatu kota di daerah
Ararat (Qarda) di suatu areal yang termasuk Mesopotamia dan menamakan kota
tersebut Themanon (Kota delapan Puluh) karena kota tersebut dibangun oleh orang
yang beriman yang berjumlah 80 orang. Sekarang tempat tersebut dikenal dengan
namaSuq Thamanin.
Ibnu Abbas kemudian menceritakan bahwa Nuh
membangun kota Suq Thamanin dan semua keturunan Qayin dibinasakan. Menurut
Al-Harith dari Ibnu Sad dari Hisham bin Muhammad dari ayahnya dari Abu Shalih
dari Ibnu Abbas berkata ”ketika Suq Thamanin menjadi penuh dengan keturunan Nuh
mereka berpindah ke Babylon dan membangun kota tersebut”.
Doa Nuh kepada Keturunannya
Ibnu Ishaq mengatakan bahwa Nuh mendoakan
ketiga putranya. Nuh mendoakan keturunan Sam menjadi nabi-nabi dan rasul. Nuh
mendoakan keturunan Yafith untuk menjadi raja-raja, sedangkan dari keturunan
Ham dia doakan agar menjadi abdi dari keturunan Yafith dan Sam.
Ketika Nuh menginjak usia lanjut, ia
mendoakan agar keturunan Gomer dan Kush menjadi raja-raja, karena mereka berdua
ini melayani kakeknya disaat usianya lanjut. Ibnu Abbas menceritakan bahwa keturunan Sam
menurunkan bangsa kulit putih, Yafith menurunkan bangsa berkulit merah dan
coklat, Sedangkan ham menurunkan bagsa Kulit hitam dan Putih.
Bahtera Nuh
Puluhan tahun Nuh berdakwah, tetapi umatnya
tidak mau mengikuti ajarannya dan tetap menyembah berhala. Bahkan mereka sering
kali menganiaya Nuh dan pengikutnya. Untuk itu Nuh meminta Allah supaya
menurunkan azab bagi mereka. Kemudian dalam kisah tersebut dikatakan bahwa
Allah mengabulkan permintaan Nuh.
Agar umat Nuh yang beriman terhindar dari
azab tersebut, Allah memerintahkan Nuh untuk membuat bahtera. Bersama para pengikutnya,
Nuh mengumpulkan paku dan menebang kayu besar dari pohon yang ia tanam selama
40 tahun. Melalui wahyu-Nya, Allah membimbing Nuh membuat bahtera yang kuat
untuk menghadapi serangan topan dan banjir. Bahtera Nuh dianggap merupakan alat
angkutan laut pertama di dunia.
Berdasarkan foto yang dihasilkan dari gunung
Ararat, menunjukkan sebuah perahu yang sangat besar diperkirakan memiliki luas
7.546 kaki dengan panjang 500 kaki, lebar 83 kaki dan tinggi 50 kaki dan masih
ada tiga tingkat lagi di atasnya. Tingkat pertama diletakkan binatang-binatang
liar dan yang sudah dijinakkan. Tingkat kedua ditempatkan manusia. Tingkat
ketiga burung-burung.
No comments:
Post a Comment