Namanya
Nu'man bin Tsabit bin Zhuthi' lahir tahun 80 H/699 M di Kufah, Iraq, sebuah
kota yang sudah terkenal sebagai pusat ilmu pada zamannya. Ayahnya seorang
pedagang besar, sempat hidup bersama 'Ali bin Abi Thalib radhiyallahu
'anhu. Abu Hanifah kadang menyertai ayahnya saat berdagang, tetapi minatnya
untuk membaca dan menghafal al-Qur'an lebih besar.
Abu
Hanifah mulai belajar dengan mendalam ilmu qira'at dan bahasa Arab.
Bidang ilmu yang paling diminati ialah hadits dan fikih. Abu Hanifah berguru
kepada asy-Sya'bi dan ulama lain di Kufah. Jumlah gurunya di Kufah dikatakan
mencapai 93 (sembilan puluh tiga) orang.
Beliau
kemudian berhijrah ke Basrah berguru kepada Hammad bin Abi Sulaiman, Qatadah,
dan Syu'bah. Setelah belajar kepada Syu'bah, saat itu sebagai Amir
al-Mukminin fi Hadits(pemimpin umat dalam bidang hadits), beliau diizinkan
mulai mengajarkan hadits.
Di
Makkah dan Madinah beliau berguru kepada 'Atha' bin Abi Rabah, Ikrimah, seorang
tokoh di Makkah murid Abdullah ibn 'Abbas, 'Ali bin Abi Thalib, Abu Hurairah
dan 'Abdullah ibn 'Umar radhiyallahu 'anhuma. Kehandalan Abu Hanifah dalam
ilmu-ilmu hadits dan fikih dikenal Ikrimah sehingga disetujui menjadi guru
penduduk Makkah.
Abu
Hanifah kemudian meneruskan pengajiannya di Madinah bersama Baqir dan Ja'afar
as-Shaddiq. Kemudian belajar juga kepada Malik bin Anas, tokoh di kota Madinah
ketika itu.
Saat
guru kesayangannya Hammad meninggal dunia di Basrah pada tahun 120 H/738 M, Abu
Hanifah diminta menggantikannya sebagai guru dan tokoh agama di Basrah. Abu
Hanifah juga berdagang. Beliau amat bijak dalam mengatur antara dua tanggung
jawabnya ini, seperti dijelaskan oleh salah satu muridnya, al-Fudhail ibn
'Iyyad;
"Abu
Hanifah seorang ahli hukum, terkenal dalam bidang fikih, kaya, suka bersedekah
kepada yang memerlukannya, sangat sabar dalam pembelajaran baik malam atau
siang hari, banyak beribadah pada malam hari, banyak berdiam diri, sedikit
berbicara kecuali ditanya sesuatu masalah agama, pandai menunjuki manusia
kepada kebenaran dan tidak mau menerima pemberian penguasa."
Pada
zaman pemerintahan 'Abbasiyyah, Khalifah al-Mansur memintanya menjadi qadhi (hakim)
kerajaan, tapi ditolak sehingga dipenjara. Abu Hanifah meninggal dunia pada
bulan Rajab 150 H/767 M dalam penjara karena keracunan. Shalat jenazahnya
dilangsungkan 6 (enam) kali, tiap kalinya terdiri tidak kurang dari 50.000
(lima puluh ribu) orang.
No comments:
Post a Comment