Sunday 26 May 2013

Kesamaan Wahabi dan Yahudi Dalam Aqidah

Pada umumnya orang-orang hanya mengetahui bahwa akidah wahabi menetapkan sifat-sifat Allah yang ada dalam al-Quran dan menghindari takwil karena takwil bagi mereka adalah perbuatan Yahudi. Apalagi orang-orang yang telah tertipu oleh doktrin mereka atau tertarik terhadap ajaran mereka.

Tapi tidak bagi kaum muslimin yang memiliki pondasi Tauhid Ahlus sunnah waljama’ah. Mereka akan mampu mengetahui dan melihat misi jahat yang diselipkan di belakang topeng itu. Mereka secara lahir menampakkan pada kaum muslimin permusuhan pada Yahudi, tapi secara sembunyi berteman akrab dengan Yahudi.

Sesungguhnya AKIDAH WAHABI-SALAFI ADALAH AKIDAH YAHUDI. Saya akan tampilkan dengan bukti-bukti kuat akurat yang bersumber dari kitab-kitab karya ulama mereka sendiri yang sudah mereka cetak, terutama Ibnu Taimiyyah, Muhammad bin Abdul Wahhab, Albani, Utsaimin dan yang lainnya, Yang tak akan mampu mereka bantah.

1.    Alloh Julus (Duduk/Nongkrong)

-       Akidah Yahudi

Di dalam naskah kitab Taurat yang sudah dirubah yang merupakan asas akidah Yahudi yang mereka namakan “ SAFAR AL-MULUK” Al-Ishah 22 nomer : 19-20 disebutkan :

فاسمع إذاً كلام الرب قد رأيت الرب جالسا على كرسيه و كل جند السماء وقوف لديه عن يمينه وعن يساره

Artinya: “Dengarkanlah, ucapan Tuhan..aku telah melihat Tuhanku duduk di atas kursinya dan semua pasukan langit berdiri di hadapannya dari sebelah kanan dan kirinya.”

Dalam kitab mereka yang berjudul “ SAFAR AL-MAZAMIR “ Al-Ishah 47 nomer 8 disebutkan;
الله جلس على كرسي قدسه
Artinya: “Allah duduk di atas kursi qudusnya “.

-       Akidah wahabi-salafi

Di dalam kitab andalan wahabi-salafi yaitu Majmu’ al-Fatawa Ibnu Taimiyyah al-Harrani imam wahabi juz 4 halaman 374, Ibnu Taimiyyah berkata:

إذا جلس تبارك و تعالى على الكرسي سمع له أطيط كأطيط الرحل الجديد
Artinya: Jika Allah duduk di atas kursi, maka terdengarlah suara suara saat duduk sebagaimana suara penunggang bintang tunggangan karena beratnya ” (Kitab tersebut dicetak di Riyadh tahun 1993, penerbit Dar al-‘Ashimah yang dita’liq oleh Muhammad al-Khamis)

2.    Manusia Seperti Zat Alloh

-       Akidah Yahudi

Di dalam naskah Taurat yang sudah ditahrif yang mereka namakan “Safar at-Takwin Ishah pertama nomer : 26-28 disebutkan :

وقال الله نعمل الإنسان على صورتنا على شبهنا… فخلق الله الإنسان على صورته على صورة الله خلقه ذكرا وأنثى خلقهم

Artinya: “Allah berkata; “Kami buat manusia dengan bentuk dan serupa denganku… Lalu Allah menciptakan manusia dengan bentuknya, dengan bentuk Allah, dia menciptakan laki-laki dan wanita.”

-       Akidah Wahabi

Di dalam kitab “Aqidah ahlu Iman fii Khalqi Adam ‘ala shurati ar-Rahman “Karya Hamud bin Abdullah at-Tuajari syaikh wahabi, yang dicetak di Riyadh oleh penerbit Dar al-Liwa cetakan kedua, disebutkan dalam halama 16 :

قال ابن قتيبة: فرأيت في التوراة: إن الله لما خلق السماء و الأرض قال: نخلق بشرا بصورتنا

Artinya: “Berkata Ibnu Qathibah “Lalu aku melihat di dalam Taurat: “Sesungguhnya Allah ketika menciptakan langit dan bumi, Dia berkata: “Kami ciptakan manusia dengan bentukku.”

Pada halaman 17 disebutkan :
وفي حديث ابن عباس: إن موسى لما ضرب الحجر لبني إسرائيل فتفجر و قال: اشربوا يا حمير فأوحى الله إليه: عمدت إلى خلق من خلقي خلقتهم على صورتي فتشبههم بالحمير ، فما برح حتى عوتب

Artinya: “Di dalam hadits Ibnu Abbas: “Sesungguhnya Musa ketika memukul batu untuk Bani Israil lalu keluar air dan berkata: “Minumlah wahai keledai, maka Allah mewahyukan pada Musa “Engkau telah mencela satu makhluk dari makhlukku yang Aku telah ciptakan mereka dengan rupaku, lalu engkau samakan mereka dengan keledai “Musa terus ditegor oleh Allah.”

3. Alloh Memiliki Suara

    - Aqidah Yahudi

Disebutkan dalam kitab Yahudi yang mereka namakan “ Safar Khuruj” ishah 19 nomer : 36:
فناداه الرب من الجبل … فالآن إن سمعتم لصوتي و حفظتم عهدي

Artinya: “Maka Tuhan memanggil kami dari bukit….sekarang jika kalian mendengar suaraku dan menjaga janjiku.”

-  Akidah wahabi :

Di dalam kitab “Fatawa al-Aqidah “karya Muhammad bin Shalih al-Utsaimin yang dicetak Maktabah as-Sunnah cetakan pertama tahun 1992 di Mesir, pada halaman 72 Ibnu Utsaimin berkata :

في هذا إثبات القول لله و أنه بحرف و صوت ، لأن أصل القول لا بد أن يكون بصوت فإذا أطلق القول فلا بد أن يكون بصوت

Artinya: “Dalam hal ini dijelaskan adanya penetapan akan ucapan Allah Swt. Dan sesungguhnya ucapan Allah itu berupa huruf dan suara. Karena asli ucapan itu harus adanya suara. Maka jika dikatakan ucapan, maka sudah pasti ada suara.”

4. Alloh Ada Di Langit

     - Aqidah Yahudi
Di dalam kitab Yahud “ Safar Mazamir “ Ishah 2 nomer : 4 disebutkan :
الساكن في السموات يضحك الرب
Artinya: Yang tinggal di langit, Tuhan sedang tertawa.”

-          Akidah wahabi :
Di dalam kitab “Syarh Hadits an-Nuzul” cetakan Dar al-’Ashimah halaman 182, Ibnu Taimiyyah berkata :
أن الله فوق السموات بذاته
Artinya: “Sesungguhnya Allah itu di atas langit dengan Dzatnya.”


Demikianlah sebagian keserupaan Akidah Wahabi dan Yahudi. Artikel tersebut membuktikan bahwa wahabi -dalam aqidah- tasyabuh bilkufar. Masihkah wahabi ngaku-ngaku sebagai penegak sunah dan pemurni tauhid?

8 comments:

  1. mana tkhrij hadisnya klw mmg itu g bener? klw hadisnya sohih dan kebetulan sama dg akidah yahudi why not? krn yahudi itu asalnya agama samawi sbgmn islam jd wajar jika ada beberapa hal yg ada kemiripan...justru yg g mirip spt akidah kiyai tawassul itulah yg perlu dipertanyakan drmana asalnya...

    ReplyDelete
  2. Coba anda baca baik2 artikel ini. Di awal pembahasan penulis mengatakan : wahabi menetapkan sifat-sifat Allah yang ada dalam al-Quran dan menghindari takwil karena takwil bagi mereka adalah perbuatan Yahudi.

    Jadi jelas, penulis tidak mempersoalkan haditsnya. Melainkan mempersoalkan wahabi yg tidak mau mentakwil sebagaimana yahudi yg tidak mau mentakwil.

    Oleh karena itu penulis mengatakan kesamaan wahabi dan yahudi dalam akidah. Maksudnya kesamaan dalam keengganan mentakwil sifat2 Alloh yg secara zhohir serupa dengan mahluk.

    wahabi menganggap ta’wil sebagi tahrif dan penyimpangan, lalu bagaimana menurut Ulama ahlu sunah waljama’ah? Menurut Al-Hafizh Badruddin Az-Zarkasyi dan Asy-syaukani, ta’wil dan tafwidh merupakan metode salaf sholih dari generasi sahabat.

    وقد اختلف الناس في الوارد منها أي المتشابهات في الأيات والأحاديث علي ثلاثة فرق : أحدها أنه لا مدخل للتأويل فيها بل تجرى علي ظاهرها ولانؤول شيأ منها وهم المشبهة . الثانية أن لها تأويلا ولكنا نمسك عنه مع تنزيه اعتقادنا عن الشبه والتعطيل ونقول لايعلمه إلا الله وهو قول السلف . والثالثة أنها مؤولة وأولوها علي ما يليق به . والأول باطل يعنى مذهب المشبهة والأخيران منقولان عن الصحابة

    ReplyDelete
  3. Hal senada juga dikatakan oleh Al-Imam Muhammad Bin Ali Asy-Syaukani. Beliau adalah salah satu ulama yang oleh wahabi disebut sebagai pengikut salaf. Oleh karena itu wahabi mengidolakan beliau. Bagaimana komentar beliau mengenai ta’wil? Ternyata komentar beliau tidak berbeda dengan komentar Az-Zarkasi di atas.

    الفصل الثانى فيما يدخله التأويل وهو قسمان أحدهما أغلب الفروع ولاخلاف في ذلك . والثانى الأصول كالعقائد وأصول الديانات وصفات البارى وجل . وقداختلفوا في هذا القسم علي ثلاثة مذاهب : الأول أنه لامدخل للتأويل فيها بل تجرى علي ظاهرها ولا يؤول شيء منها وهذا قول المشبهة والثانى أن لها تأويلا ولكنا نمسك عنه مع تنزيه اعتقادناعن التشبيه والتعطيل لقوله تعالى (وما يعلم تأويله إلا الله ) قال ابن برهان وهذا قول السلف . والمذهب الثالث أنها مؤولة قال ابن برهان والأول من هذه المذاهب باطل والأخران منقولان عن الصحابة ونقل هذا المذهب الثالث عن علي وابن مسعود وابن عباس وأم سلمة .

    ReplyDelete
  4. waduh sim, yg dikatakan bathil tsb adalah tafwid yakni mengakui maknanya tp menyerahkan maksudnya pd allah, sdg salaf mmg bener g begitu, ibnu taimiyah dan lainnya justru mencela ini...anda salah faham bhwa tafwid tdklah sama dg tdk mentakwil sbgmn di pakai wahabi...justru wahabi memaknainya sebagaimana datangnya, dan beginilah yg dilakukan salaf dg catatan tanpa "Kaif"....disini nt membuktikan bhw pemahaman thd istilah yg dipakai ulama aja nt sdh salah...

    ReplyDelete
  5. Memang salaf menanggapi ayat dan hadits sifat sebagaimana datangnya tanpa mengatakan maknanya terlebih kaifnya. dan ini yang disebut tafwidh. Namun wahabi, menybutkan maknanya. Jd jelas wahabi kagak sama dengan salaf.

    ReplyDelete
  6. ﺇﺫﺍ ﺃﺣﻄﺖ ﻋﻠﻤﺎ ﺑﻜﻞ ﻣﺎ ﺳﺒﻖ ﺍﺳﺘﻄﻌﺖ ﺑﺈﺫﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﺃﻥ ﺗﻔﻬﻢ ﺑﻴﺴﺮ ﻣﻦ ﺍﻵﻳﺎﺕ ﺍﻟﻘﺮﺁﻧﻴﺔ ﻭﺍﻷﺣﺎﺩﻳﺚ ﺍﻟﻨﺒﻮﻳﺔ ﻭﺍﻵﺛﺎﺭ ﺍﻟﺴﻠﻔﻴﺔ ﺍﻟﺘﻲ ﺳﺎﻗﻬﺎ ﺍﻟﻤﺆﻟﻒ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﻲ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ ﺍﻟﺬﻱ ﺑﻴﻦ ﻳﺪﻳﻚ ‏( ﻣﺨﺘﺼﺮﻩ ‏) ﺃﻥ ﺍﻟﻤﺮﺍﺩ ﻣﻨﻬﺎ ﺇﻧﻤﺎ ﻫﻮ ﻣﻌﻨﻰ ﻣﻌﺮﻭﻑ ﺛﺎﺑﺖ ﻻﺋﻖ ﺑﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﺃﻻ ﻭﻫﻮ ﻋﻠﻮﻩ ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ ﻋﻠﻰ ﺧﻠﻘﻪ ﻭﺍﺳﺘﻮﺍﺅﻩ ﻋﻠﻰ ﻋﺮﺷﻪ ﻋﻠﻰ ﻣﺎ ﻳﻠﻴﻖ ﺑﻌﻈﻤﺘﻪ ﻭﺃﻧﻪ ﻣﻊ ﺫﻟﻚ ﻟﻴﺲ ﻓﻲ ﺟﻬﺔ ﻭﻻ ﻣﻜﺎﻥ .
    “Jika (penjelasan) yang lewat telah kamu ketahui, maka dengan izin Allah, dari ayat-ayat al-Qur’an dan hadis-hadis Nabi serta atsar-atsar kalangan salaf yang telah dicantumkan oleh pengarang (al-Dzahabi) -rahimahullah- di dalam kitab ini yang di depanmu ini, maka kamu akan dengan mudah memahami bahwa yang dimaksud dari (teks-teks) itu adalah sebuah makna yang tsâbit dan dapat diketahui, serta yang layak bagi Allah ta‘âlâ. -Makna itu adalah- bahwa tinggi dan istiwâ’-Nya atas ‘arasy adalah berdasarkan yang layak untuk keagungan-Nya. Sementara dengan hal itu, Dia tiada berjihat (arah) dan tiada bertempat”.
    Nah beranikah Para Laskar Wahabi menuduh sesat Muhaddits pujaannya sebab pernyataan Beliau “Allah wujud tanpa tempat dan arah” ???

    ReplyDelete



 
Support : Qosim Ibn Aly | Islamic Defenders Community
Copyright © 2013. Golek Surgo - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by Aliy Faizal
Proudly powered by Blogger